MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Perburuan dukungan partai politik yang dilakukan figur-figur bakal calon kepala daerah terus berlanjut. Mereka mendatangi partai-partai yang membuka penjaringan bakal calon untuk mendaftar dan menjalani fit and proper test.
Tak ketinggalan yang dilakukan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Meski tak punya kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan, partai ini tetap 'seksi' di mata pemburu kursi kekuasaan. Figur bakal calon gubernur berebut mendapatkan dukungan dari partai yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep, putra bungsu Joko Widodo. Sebuah strategi untuk mendapatkan restu dan dukungan dari Istana?
Mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin (IAS) dan Wali Kota Makassar Danny Pomanto hampir bersamaan mendaftar di PSI Sulawesi Selatan yang dibuka di Hotel Aryaduta Makassar, Rabu (13/6/2024).
IAS dengan tagline GubernurKu datang ke PSI Sulsel didampingi kerabat dan sahabatnya yakni Japri Y. Timbo dan H Karim. Juga nampak kakak IAS, Syamsul Bachri Sirajuddin, yang juga Presiden Batu Putih Syndicate.
Rombongan IAS disambut langsung oleh Ketua PSI Sulsel, Muhammad Surya. Juga hadir sejumlah pengurus teras seperti Sekretaris Maqbul Halim.
IAS bercerita memutuskan mendaftar di PSI karena ingin merangkul semua kelompok. Bila hendak menjadi pemimpin, kata dia, penting untuk memastikan adanya keterwakilan seluruh golongan. Dengan begitu, pembangunan dilaksanakan secara utuh dan menyeluruh.
"Keterwakilan seluruh warga Sulsel sangat penting dalam pilkada serentak. Tidak boleh ada yang diabaikan," ujar IAS.
Pertimbangan selanjutnya, sambung IAS, PSI selama ini identik dengan kelompok milenial dan generasi Z. Nah, kelompok ini sangat penting karena masa depan bangsa ada di mereka. Olehnya itu, dalam berbagai safari politik, dirinya selalu meluangkan waktu untuk berbicara dengan milenial.
"Dalam perjuangan politik, ya, sangat penting untuk menghadirkan keterwakilan angkatan milenial dan Gen Z. Konstituen PSI banyak dari kelompok ini. Sejauh ini, kolaborasi dan sinergi bersama milenial sudah terjalin baik dan mau disempurnakan dengan menggandeng PSI," imbuh IAS.
Sekadar diketahui, IAS sejauh ini merupakan kandidat yang tampak paling serius menghadapi Pilgub Sulsel 2024. IAS mengklaim telah mengantongi surat tugas dari Partai Golkar dan Partai Hanura, serta dalam waktu dekat Partai Demokrat.
IAS juga sudah mendaftar ke sejumlah parpol, seperti PKB, PKS, dan PAN. Bentuk keseriusan lainnya, IAS merupakan kandidat yang paling sering turun menyapa warga Sulsel di 24 kabupaten/kota. Bahkan, IAS merupakan satu-satunya kandidat yang sudah dua tahun intens melakukan safari politik.
Sementara itu, Danny Pomanto mengurai alasannya mendaftar di PSI Sulsel. Menurut dia, PSI adalah partai yang memiliki nilai-nilai perjuangan bersama orang-orang yang sejak awal memiliki komitmen kuat. Dia menyatakan segera mendatangi PSI setelah partai ini memastikan membuka pendaftaran.
"Sesuai dengan semangat kami sebelumnya bahwa kami selalu ingin melibatkan diri pada semua partai yang membuka diri. Saya daftar semua," kata Danny.
Danny mengatakan mengabaikan tak adanya kursi PSI di DPRD Sulsel. Menurut dia, dukungan dari PSI di Pilgub nanti akan sangat berarti khususnya dalam meraih suara kalangan anak muda.
"PSI mengusung cara berpikir anak muda. Ada kritisnya, kemudian produktif. Suara milenial saat ini mencapai 56 persen. Jadi bukan persoalan kursi, tetapi kami mengharapkan dukungan," ujar dia.
Danny berjanji akan menjadi bagian yang membesarkan PSI bila kelak diamanahkan menjadi gubernur Sulsel. Menurut dia, politik terus berkembang sehingga ke depan PSI juga akan berkembang.
"Soal komitmen besarkan PSI, saya kira tidak perlu dipertanyakan. Pertemanan saya dengan orang-orang PSI sudah terjalin sejak lama," imbuh dia.
Sementara itu, Ketua PSI Sulsel, Muhammad Surya, menyampaikan pihaknya mencari sosok calon gubernur yang sejalan dengan DNA PSI. DNA pertama adalah keberagaman dan DNA kedua adalah gotong royong.
"Dalam keberagaman ada semangat anti-toleran yang akan selalu dikobarkan PSI untuk merawat NKRI," ujar dia.
Dia mengatakan selain figur calon gubernur, ada 18 bakal calon kepala daerah yang daftar di PSI. Surya mengatakan, akan menyerahkan nama-nama figur yang mendaftar ke DPP PSI.
Pengamat Politik DARI Universitas Hasanuddin Makassar, ProfESOR Sukri Tamma, meski tidak memiliki kursi untuk mengusung bakal calon di Pilgub Sulsel 2024, posisi PSI tetap akan diperhitungkan.
"Saya kira dukungan yang dicari oleh kandidat kepada partai politik kan tidak hanya sekedar tiket lolos. Tapi jaringan partai tersebut juga penting untuk kemudian mendukungnya jika berhasil maju," ujar Sukri.
Menurut Sukri, salah satu alasan para figur mengejar dukungan partai PSI adalah untuk memaksimalkan seluruh elemen, termasuk mesin partai bekerja memenangkan dirinya jika berhasil mendaftar di KPU nantinya. Terlebih PSI yang dipimpin oleh putra Presiden ternyata, kata Prof. Sukri, memiliki jaringan-jaringan politik yang ikut diperhatikan, termasuk di Sulawesi Selatan.
"Meskipun non kursi, paling tidak kita bisa mengasumsikan jika nanti PSI mendukung salah satu kandidat maka mesin politik partai PSI juga akan bekerja untuk membantu. Itu hitungan matematisnya, meminimalkan para simpatisan, para kader PSI bisa memberikan dukungan suara. Karena tentunya PSI, meskipun partainya masih cukup baru, tapi PSI bukan berarti tidak punya pendukung," sebut dia.
"Kedua tentu para kandidat berharap efek dari ketua PSI dalam hal ini Kaesang yang adalah putra Presiden Jokowi. Meski periodenya selesai nanti di bulan Oktober, tapi paling tidak para kandidat mencoba memanfaatkan Jokowi efek, kurang lebih begitu untuk sampai di proses selanjutnya," sambung dia.
Sukri menjelaskan, dalam kontestasi politik, satu suara sangat berarti bagi kandidat. Sehingga jika PSI terlibat dalam pemenangnya, paling tidak 50 persen dari pengurusnya turut menyambungkan suara dalam memenangkan kandidat yang diusungnya.
Belum lagi jika PSI dikaitkan dengan figur Presiden Jokowi, menurut Prof. Sukri tentunya bisa jadi jualan bagi figur untuk mendapatkan dukungan masyarakat yang pro terhadap Jokowi.
"Jangankan semua suara kader PSI di Sulsel, satu suara saja sangat berarti. Tentu kalau ada dukungan seperti itu paling tidak secara sederhana, PSI akan dianggap bekerja untuk dukungannya dalam konteks mekanisme partainya, itu pasti ada dukungan. Suka atau tidak suka juga akan dikaitkan juga dengan ketua PSI dan pak Jokowi," kata dia.
Sementara itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulawesi Selatan belum menentukan sikap untuk Pilgub Sulsel 2024. Hal itu diakui Ketua PKS Sulsel, H. Muhammad Amri Arsyid. Dia mengatakan, DPP PKS akan melakukan fit and proper test untuk penjaringan bakal calon gubernur. Penentuan figur yang akan didorong untuk bertarung kata dia, 50 persennya ditentukan oleh DPP .
“Belum ada yang mengerucut. Nanti DPP akan melakukan fit and proper test. Karena ini ramahnya 50 persen di DPP,” kata Amri Arsyid.
Sejauh ini, lanjut Amri, ada lima Bakal Calon Gubernur Sulsel yang telah mendaftar di PKS. Mereka adalah Sudirman Sulaiman, Danny Pomanto, Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Salahuddin Sampetoding, dan Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki.
Dari lima nama itu, sejumlah nama lainnya bakal bertarung di Pilgub Sulsel yakni Ketua Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, dan Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani. Namun, baru Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi yang telah diumumkan untuk berpaket di Pilgub Sulsel oleh NasDem Sulsel.
Sebagai pemenang pileg 2024, Nasdem sendiri dapat mengusung tanpa koalisi. Meski demikian belum ada rekomendasi yang dikeluarkan oleh DPP NasDem. (suryadi-isak pasa'buan/C)