MAKASSAR, RAKYATSULSEL- Sulawesi Selatan (Sulsel) masih memiliki lebih dari 400 titik blank spot jaringan internet, hal itu tentu harus menjadi perhatian untuk mendukung percepatan transformasi pelayanan publik.
Sekretaris Diskominfo-SP Sulsel, Sultan Rakib mengatakan, titik blank spot tersebut merupakan titik yang tersebar di beberapa wilayah Sulsel.
“Blank Spot itu bisa saja lebih dari beberapa titik di masing-masing kabupaten,” ungkapnya.
Ia membeberkan, pada tahun 2018 lalu, angka blank spot di Sulsel terdapat sekira 600-700 titik, kabar baiknya angka itu berkurang saat Pemprov Sulsel menerima bantuan dari Pemerinta pusat sebanyak 210 Very Small Aperture Terminal (Vsat).
Ia menyampaikan, bantuan tersebut merupakan sebuah solusi untuk mendapatkan akses jaringan internet, sebab tak semua wilayah di Sulsel memiliki tower jaringan tower.
Untuk bantuan tower jaringan dari pemerintah pusat Sulsel tidak masuk dalam kategori daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T), dan alangkah lebih baik jika para provider jaringan mendirikan tower di seperti itu.
Ia tak menampik jika para provider jaringan masih menolak untuk mendirikan tower jaringan pada wilayah blank spot, sebab beberapa blank spot di Sulsel adalah wilayah yang tidak dihuni banyak masyarakat, sehingga jika merujuk pada sudut pandang ekonomi itu tentu tidak menguntungkan.
Pihaknya membeberkan, titik blank spot itu tersebar di wilayah Kabupaten Bone, Maros, Gowa, Bulukumba dan daerah kepulauan Pangkep.
Ia menyampaikan, pihaknya juga tentu masih mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat untuk mengatasi dan menyelesaikan persoalan blank spot internet di Sulsel.
“Jadi kami juga sudah usulkan kepada pemerintah pusat untuk kembali diberikan bantuan vsat untuk mengcover wilayah blank spot di Sulsel,” sebutnya.
Menurutnya, percepatan pengcoveran wilayah blank spot internet sangatlah perlu, sebab saat ini Pemprov Sulsel juga dalam fase transisi untuk pelayanan publik secara digitalisasi, beberapa sistem pemerintah yang juga bersentuhan langsung dengan masyarakat dan pelajar sistem PPDB secara daring.
“Dan masih banyak kebutuhan dalam kehidupan yang berkaitan langsung dengan masyarakat,.” pungkasnya. (Abu/B)