MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kekerasan seksual menjadi perhatian Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawalu) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) November nanti.
Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja mengatakan, menindaklanjuti penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Bawaslu dengan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Bawaslu akan segera melakukan sosialisasi anti kekerasan seksual di lingkungan internal.
Melihat hal ini perlu untuk dilakukan demi menjaga keamanan dan kenyamanan dalam bekerja. Terlebih saat ini, jelasnya tahapan Pemilihan telah berlangsung dan dia tidak ingin adanya halangan bagi srikandi pengawas pemilu dalam melakukan tugasnya.
"Kita telah MoU dengan Komnas Perempuan, melihat ada laporan meningkatnya kasus pelecehan dan kekerasan seksual di lingkungan penyelenggara. Hal ini memalukan dan tidak boleh terulang," tutur Bagja saat di Makassar.
Dia meminta jika ada masalah pribadi jangan dilimpahkan atau disangkutpautkan dengan staf. Sebab dia bercerita ada pengawas pemilu perempuan yang sempat dipegang oleh seorang pimpinannya dan akhirnya suaminya mengadukan.
"Jadi kalau ada melihat kondisi iseng seperti itu tolong dilaporkan, hati-hati dalam bersikap karena kita akan ada gelombang untuk kegiatan sosialisasi anti kekerasan dalam ruang kerja," ujarnya.
Tidak hanya staf, Bagja meminta untuk seluruh pimpinan Bawaslu daerah dapat memperhatikan jika ada situasi dan kondisi yang mulai mencurigakan. Melalui sosialisasi ini, Bagja berharap ini akan menjadi kerja bersama untuk dapat memperhatikan lingkungan di sekitar Bawaslu yang ramah gender.
"Sosialisasi dibuat untuk mencegah kekerasan seksual dalam interaksi kerja. Kita harus menghargai rekan kerja di sekeliling kita terutama perempuan kami harapkan begitu," harapnya. (Fahrullah/A)