BULUKUMBA, RAKYATSULSEL - Sekolah Penggerak di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, telah membuktikan eksistensinya dengan merealisasikan lima program progresif dalam satu tahun terakhir.
Program-program tersebut mencakup literasi dan digitalisasi di setiap sekolah, pembelajaran berpusat pada siswa, penerapan disiplin positif, pembentukan komunitas belajar, serta proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5).
Para penggiat Sekolah Penggerak Bulukumba termasuk Ansar Langnge S.Pd, M.Pd (SMPN 1 Bulukumba), Andi Nurwina Pangki, S.Pd, M.Pd (SMPN 8 Bulukumba), Abdul Azis, S.Pd, M.Pd (SMPN 9 Bulukumba), Dr. Kasmawati (SMPN 17 Bulukumba), Kaharuddin Sultan, S.Pd (SDN 2 Bulukumba), dan Andi Jusniati, S.Pd (TK Putri Asyiba Ujung Loe Bulukumba).
Ansar Langnge, Kepala SMP Negeri 1 Bulukumba, menjelaskan bahwa mereka telah menyampaikan hasil program tersebut kepada Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf, dalam acara Kemah Sekolah Penggerak yang baru-baru ini dilaksanakan.
"Kami telah memaparkan apa yang telah kami capai selama satu tahun terakhir, serta rencana kegiatan kami ke depan," ujar Ansar Langnge.
Dia menyampaikan apresiasi atas tanggapan positif Bupati Bulukumba setelah mendengar paparan mereka. Ansar menekankan bahwa Bupati yang akrab disapa Andi Utta adalah sosok yang visioner, yang memungkinkan sinergi antara program-program Sekolah Penggerak dengan visi pemerintahan daerah.
Andi Nurwina Pangki, Kepala SMP Negeri 8 Bulukumba, menguraikan lima program utama Sekolah Penggerak. Dia menekankan bahwa program literasi dan digitalisasi telah diterapkan di enam sekolah penggerak.
Contoh program unggulan dari SMPN 8 Bulukumba adalah "Suara Demokrasi," yang merupakan implementasi dari program P5. Program ini terlihat saat pemilihan ketua OSIS di SMPN 8 Bulukumba, di mana prinsip suara demokrasi ditegakkan untuk memilih pemimpin secara langsung, terbuka, jujur, dan adil.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bulukumba, Andi Buyung Saputra, mengakui bahwa sekolah penggerak diwajibkan menjadi contoh bagi sekolah lainnya. Dia menekankan bahwa implementasi kurikulum Merdeka Belajar telah menjadikan sekolah penggerak sebagai pionir dalam inovasi pendidikan.
Andi Buyung, yang merupakan alumnus IPDN, berharap agar semua sekolah di Bulukumba dapat mengadopsi model sekolah penggerak. Dia juga menambahkan bahwa proses evaluasi dan pengujian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah membuktikan keberhasilan konsep sekolah penggerak. (Sal)