Arief Wicaksono menegaskan angka-angka statistik yang ditampilkan PT IPI terkait kondisi Pilgub Sulsel saat ini harus dimaknai hal yang baik. Jangan selalu dianggap hal negatif bahwa yang satu mendominasi.
"Ini hanya paparan, hanya ekspresi dari potret yang terjadi di lapangan yang sudah dicapture PT IPI. Andi Sudirman-Fatma kalau jadi ndak bisa juga jumawa. Pak DP-Azhar tidak bisa juga berkecil hati. Jadi sama-sama punya effort untuk masa depan demokrasi Sulsel yang lebih baik," tutupnya.
Direktur Indeks Politica Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir menjelaskan, pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) berhasil menggambarkan dirinya dikenal dan disukai oleh masyarakat.
"Pasangan ini menunjukkan layak menjadi gubernur dan wakil gubernur. Indikatornya, yah sesuai tingkat kesukaan," terangnya.
Menurut Suwadi, elektoral Danny Pomanto--sapaan akrab Moh Ramdhan Pomanto juga mengalami peningkatan. Tugas selanjutnya adalah popularitas.
"Peluang Danny mengangkat elektoralnya juga sangat bisa. Tapi selama ini hanya fokus di partai sehingga kerja-kerja popularitas dan elektoralnya terabaikan," bebernya.
"Dari hasil survei ini terpotret Andi Sudirman Sulaiman unggul jauh dibanding kandidat lainnya. Tapi, hanya Danny Pomanto yang memang layak menghadapi ASS-Fatma," jelasnya. (Fahrul/B).