BANTAENG, RAKYATSULSEL - Rekaman video potongan orasi Nurdin Abdullah menjelang pendaftaran pasangan Cabup-Wabup Bantaeng, Fathul Fauzi-Sahabuddin, beredar luas. Mantan Gubernur Sulsel yang dicopot karena terbukti korupsi tersebut, terkesan provokatif dan rawan memicu konflik menjelang Pilkada Bantaeng 2024.
“Bayangkan, wakilnya saja lari. Saya bertanya ke Haji Sahabuddin, kenapa kita tinggalkan pasanganta’?. Na kana tena ku ero manrakki (karena saya tidak ingin merusak),” demikian ucapan Nurdin Abdullah dalam rekaman video yang beredar.
Akbar selaku Koordinator Forum Rakyat Demokrasi Sulawesi Selatan (Fraksi Sulsel) menyayangkan komunikasi politik NA. Nurdin Abdullah dinilai cenderung kekanak-kanakan bahkan rawan memancing konflik.
“Narasi-narasi yang disampaikan NA dalam video itu menunjukan bahwa kualitas komunikasi politiknya jauh dari kata bijak. Pernyataan yang dilontarkan itu bisa memicu konflik sosial apalagi menjelang pilkada,” nilai Akbar.
Dia berharap pelaksanaan Pilkada Bantaeng dapat berjalan tanpa dinodai narasi-narasi yang kerdil yang justru rawan memperkeruh suasana dan polarisasi akibat perbedaan pilihan politik. Kontestasi demokrasi, kata dia, sejatinya dihiasi dengan pertarungan gagasan yang sehat dan etika yang bijak.
Pada Pilkada Bantaeng 2024, Sahabuddin maju sebagai Cawabup berpasangan dengan Fathul Fauzi yang tak lain adalah putra Nurdin Abdullah. Menurut Akbar, NA wajar mendukung putranya sebagai kandidat Cabup Bantaeng, namun sejatinya mengedepankan etika dan kedewasaan dalam berpolitik.
Fraksi Sulsel mengimbau para elit politik maupun tim pemenangan kandidat paslon di Pilkada Bantaeng untuk berkompetisi secara sehat. Akbar menegaskan bahwa Fraksi Sulsel siap menempuh jalur hukum bagi siapapun yang bersikap cenderung provokatif dan atau yang berkeinginan merusak kontestasi demokrasi yang sehat. (Jet)