Pemprov Sulsel Siapkan Anggarkan Rp10 Miliar di APBD Perubahan, Tangani Anak Tidak Sekolah. 

  • Bagikan
Pj Gubernur Sulsel Prof Zudan memberikan penjelasan saat diwawancara Rakyat Sulsel, Senin (2/9). (Abu/A)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) terus matangkan pendataan terkait data anak tidak sekolah.

Pj Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh mengatakan pihak Pemprov Sulsel berencana akan menganggarkan Rp10 miliar pada anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan (APBD-P) 2024 untuk penanganan anak sekolah di 24 daerah.

“Kita akan anggarkan pada APBD Perubahan tahun ini  sekira Rp10 miliar,” tuturnya saat diwawancara Rakyat Sulsel, Senin (2/9/2024).

Kata dia, itu akan digunakan sebagai bantuan untuk anak tidak sekolah yang memiliki kendala dalam pembiayaan.

Ia menuturkan, tak melulu tentang biaya pendidikan atau administrasi sekolah, namun itu akan digunakan untuk beberapa kebutuhan anak sekolah mulai dari seragam, transport hingga beasiswa untuk anak yang tidak mampu.

“Meski biaya sekolahnya gratis, kan ada juga anak yang kadang tidak mampu membeli seragam, atau transpor,” ulasnya.

Ia melanjutkan, saat ini pihak Pemprov Sulsel tenag gencar melakukan konfirmasi data terkait dengan ATS di Sulsel.

Bahkan kata dia, dari pendataan tang dilakukan oleh pihaknya terkai dengan anak tidak sekolah di Sulsel itu sudah mengalami peningkatan untuk data anak yang sudah sekolah.

Berdasarkan laporan yang diterimanya, saat ini sudah terdapat 2500 anak terkonfirmasi siap untuk disekolahkan. Sebelumnya, terdata masih 1600 anak tidak sekolah yang berhasil di data oleh pihaknya.

Bahkan dirinya juga menghimbau kepada para penyelenggara pendidikan terutama untuk para sekolah agar segera menyekolahkan kembali anak yang sudah terkonfirmasi tersebut.

“Dalam tiga bulan ini sudah ada kurang lebih 2500 anak yang sudah kami data,” ungkapnya.

Ia menegaskan, dirinya tak ingin ada anak yang tidak mendapatkan pendidikan di Sulsel, bahkan rencananya beberapa fasilitas pendukung juga akan diupayakan seperti Bus Trans Sulawesi yang bisa menjadi akses dan fasilitas transportasi anak sekolah.

“Saya tidak ingin ada anak yang tidak sekolah di Sulsel,” tegasnya.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan (Disdik) Sulawesi Selatan (Sulsel) sedang mematangkan verifikasi untuk anak tidak sekolah (ATS) di semua jenjang, baik putus sekolah atau pun tidak pernah menyentuh pendidikan formal.

Kata dia, berdasarkan data dari pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Sulsel masih terdapat sekira 150 ribu ATS.

Ia menjabarkan, ada anak yang balum pernah mengenyam pendidikan sekolah dasar, (SD) ada juga anak yang baru sampai pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada juga anak yang belum sampai mengenyam Sekolah Menengah Atas (SMA), atau ada anak yang sementara menjalani pendidikan itu harus berhenti karena beberapa kondisi yang tidak bisa mereka lalui. (Abu/B)

  • Bagikan