Setiap semester, rombel (rombongan belajar) siswa secara bergiliran harus melakukan perjalanan penuh resiko menyeberangi lautan selama lebih dari 10 jam guna mengikuti ujian nasional secara daring di sekolah mitra di ibukota kabupaten.
"Tahap awal proyek berupa persiapan lokasi, mobilisasi peralatan dan sumber daya pelaksana pekerjaan bertujuan akhir menyediakan sumber energi ramah lingkungan yang mengatasi kendala akses pemenuhan kurikulum pendidikan di pulau terpencil dengan pasokan listrik terbatas," tuturnya.
Tim pelaksana teknis lapangan adalah mahasiswa dan alumni Teknik UMI didukung dosen pakar dari beberapa perguruan tinggi di Makassar (Unhas, UNM, dan Unismuh) yang secara spesifik menargetkan pemenuhan kebutuhan listrik di sekolah, termasuk untuk operasional laboratorium komputer dan sistem ujian nasional secara daring, tanpa ketergantungan pada Genset berbahan bakar minyak.
Dengan instalasi panel surya yang baru, listrik di sekolah ini mampu mengoperasikan semua komputer sekolah termasuk di laboratorium, penerangan, LCD projector, TV layar lebar dan kipas angin di kelas untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi dalam proses belajar mengajar.
Selain itu, fasilitas internet yang stabil memungkinkan akses terhadap materi belajar daring melalui kerja sama dengan Brain Academy melalui platform Ruangguru, memberikan akses bagi siswa untuk pembelajaran jarak jauh dan menyelesaikan beban kurikulum pembelajaran secara lengkap.
Masyarakat setempat sangat mendukung pelaksanaan proyek ini, dengan tokoh masyarakat yang membantu menyediakan lahan untuk instalasi panel surya. Melalui FGD, masyarakat menyampaikan harapannya, termasuk penerangan jalan di sekitar sekolah dan penggunaan energi terbarukan untuk kebutuhan rumah tangga.
Respon positif dari siswa dan guru menunjukkan bahwa proyek ini tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga memperkenalkan konsep energi terbarukan kepada komunitas pulau, di mana siswa dapat menjadi agen perubahan dalam pemanfaatan energi bersih.