Pemanfaatan energi terbarukan di pulau ini diharapkan keberlanjutannya dan menjadi warisan jariah bagi masyarakat melalui pengenalan, pelatihan instalasi, pemeliharaan dan pemanfaatan fasilitas energi terbarukan yang diberikan pada guru-guru dan siswa SMU 15 Pangkep di akhir proyek.
Pada pelaksaaan evaluasi performa instalasi peralatan setelah beroperasi satu semester, ditemukan bahwa system terpasang tetap berjalan dengan baik bahkan semakin familiar pemanfaatannya oleh perangkat sekolah dan siswa, termasuk pemeliharaan ringan fasilitas yang telah dibangun tersebut.
Dilaporkan bahwa tahun ajaran 2023/2024, tiga puluh sembilan orang siswa telah berhasil ditamatkan melalui ujian semester dan akhir nasional secara daring, tanpa harus meninggalkan pulau lagi, walaupun harus dibagi beberapa sesi ujian karena keterbatasan jumlah perangkat computer yang tersedia.
Kondisi ini memberikan perasaan jauh lebih tenang dan aman, baik bagi siswa maupun pihak guru dan orang tua mereka. Di akhir penamatan sekolah, siswa bahkan dapat bergembira merayakan keberhsilannya dalam bentuk pameran dan pentas seni yang dirayakan hingga malam hari.
Yang dulunya Pentas Seni serupa sulit dilakukan hingga malam hari, tahun ini jauh lebih meriah dihadiri orangtua siswa dan masyarakat pulau. Panel surya yang terpasang telah dimanfaatkan untuk penerangan lebih dari tiga puluh mata lampu, LCD projector dan sound system yang menambah kemeriahan acara.
Sebagai evaluasi pelaksanaan proyek, dapat dibuktikan bahwa inisiatif energi terbarukan di Pulau Sabaru telah berperan penting dalam pemberdayaan siswa dan masyarakat baik sektor pendidikan meningkatnya geliat perkonomian, termasuk pemberdayaan perempuan yang mendapatkan akses setara dalam pembelajaran dan keterampilan baru.
Proyek ini diharapkan menjadi inspirasi bagi pengembangan pendidikan dan energi terbarukan di pulau-pulau terpencil lainnya di Indonesia, membuka jalan bagi kerja sama lebih lanjut antara Indonesia dan Australia dalam bidang pendidikan dan teknologi energi terbarukan. (Yadi/A)