RAKYATSULSEL - OpenAI baru saja meluncurkan fitur Deep Research yang menjanjikan analisis mendalam layaknya pakar manusia namun dalam waktu yang jauh lebih cepat. Deep Research hadir dalam ChatGPT Pro dan dipasarkan sebagai asisten riset yang bisa mengungguli analis terlatih. Fitur ini mampu mencari informasi di web, mengumpulkan sumber-sumber relevan, dan menyusun laporan terstruktur secara otonom.
Namun, meskipun memberikan manfaat besar, Deep Research masih memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan.
Proses Kerja Deep Research
- Pengguna mengajukan permintaan riset, seperti analisis pasar atau ringkasan kasus hukum.
- AI mengklarifikasi tugas tersebut dengan mengajukan pertanyaan lanjutan untuk menyempurnakan ruang lingkup riset.
- AI menelusuri web untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk artikel berita, makalah penelitian, dan basis data online.
- AI menyintesis temuan dan menyusunnya menjadi laporan terstruktur, lengkap dengan sumber-sumber yang dikutip.
- Pengguna menerima laporan akhir dalam waktu 5 hingga 30 menit.
Tantangan dan Kekurangan
- Tidak Memahami Konteks: Deep Research bisa meringkas informasi, namun tidak sepenuhnya memahami apa yang penting dalam riset.
- Kesulitan Mendapatkan Pembaruan Terbaru: Deep Research sering kali melewatkan keputusan hukum besar atau pembaruan ilmiah terbaru.
- Penciptaan Fakta Baru: Sama seperti model AI lainnya, Deep Research kadang bisa menghasilkan informasi yang salah atau "berhalusinasi".
- Kesulitan Membedakan Fakta dan Fiksi: AI tidak selalu bisa membedakan sumber yang otoritatif dari sumber yang tidak dapat diandalkan.
Meskipun Deep Research dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam riset, ia tidak dapat menggantikan sepenuhnya keahlian dan penilaian seorang manusia. Pengguna tetap harus berhati-hati dalam memverifikasi hasil yang diberikan oleh AI ini.