MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Nurdin resmi menyandang gelar doktor setelah mempertahankan disertasinya pada sidang promosi doktor di Program Studi Dirasah Islamiyah, Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Selasa, 18 Maret 2025.
Ujian promosi Doktor ini dipimpin langsung Direktur Program Pascasarjana (PPs) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Abustani Ilyas MA.
Dalam disertasi berjudul " Akomodasi Komunikasi Komunitas Pencinta Budaya Todakka (KPBD) dalam Mengaktualisasikan Nilai Dakwah Moderasi Beragama pada Suku Todakka di Kabupaten Polewali Mandar," Nurdin mengurai bagaimana KPBD memahami, mengomunikasikan, dan mewujudkan nilai-nilai moderasi beragama di komunitas adat tersebut.

“Komunitas KPBD memiliki peran penting dalam menjaga keharmonisan dan mencegah paham ekstremisme melalui pendekatan budaya yang inklusif,” kata Nurdin usai.
Penelitian Nurdin dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan sosiologi dan komunikasi dakwah. Ia mengumpulkan data dari studi pustaka, observasi lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Data tersebut kemudian dianalisis secara sistematis hingga menghasilkan temuan-temuan kunci.
Dalam penelitiannya, Nurdin menjelaskan bahwa KPBD memahami nilai dakwah moderasi beragama sebagai upaya menghargai perbedaan, memperkuat pelestarian budaya lokal, dan menciptakan ruang dialog seperti Meppo Sipulung—forum diskusi khas masyarakat Todakka.
Pendekatan ini dianggap selaras dengan maqasid syariah yang menekankan nilai kemaslahatan.
Nurdin juga mengidentifikasi enam model akomodasi komunikasi yang diterapkan KPBD. Di antaranya adalah model dialogis, edukatif, pemanfaatan media dan teknologi, keteladanan, kegiatan sosial praktis, hingga penguatan kebijakan dan regulasi. “KPBD memanfaatkan berbagai pendekatan komunikasi untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat,” ujarnya.
Hasil dari proses akomodasi komunikasi tersebut, kata Nurdin, terlihat dari terjaganya kehidupan harmonis dan damai di kalangan Suku Todakka. Nilai-nilai moderasi beragama tidak hanya dipelihara tetapi juga telah menjadi bagian dari identitas kolektif mereka.
Ia menilai, temuan penelitian ini bisa menjadi landasan untuk pengembangan kegiatan yang lebih luas di masyarakat, khususnya dalam mempererat hubungan sosial berbasis nilai-nilai moderasi beragama. “Komunitas KPBD diharapkan terus menjadi motor penggerak moderasi di Polewali Mandar,” ucapnya. (*)