MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kompetisi masuk Sekolah Unggulan kembali terbuka. Hanya para siswa terpilih dengan kualifikasi yang memadai.
Sekolah Unggulan merupakan SMA Negeri yang digagas kembali oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel). Tujuannya untuk menghidupkan persaingan antar siswa berbasis kecerdasan akademik.
Pemerataan akses pendidikan dalam perjalanannya berlangsung beberapa tahun belakangan. Misalnya, sistem PPDB yang selama ini mayoritas membuka jalur zonasi.
Namun, sistem tersebut dinilai membuka banyak peluang main belakang untuk mengatur zonasi tempat tinggal calon murid dengan titik koordinat sekolah. Akhirnya, para orang tua murid berbondong-bondong mengakses sekolah favorit dengan berbagai cara. Misalnya pemindahan status Kartu Keluarga (KK).
PPDB pun mendapatkan evaluasi besar. Di bawah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) yang baru, sistem SPMB lahir. Zonasi bukan lagi pemilik kuota terbesar. Dari 50 persen turun ke 30 persen.
Justru, melalui SPMB jalur prestasi yang mendapat jatah kenaikan tinggi. Mulanya di kisaran 5 persen menjadi 25 persen. Bahkan ada Tes Potensi Akademik (TPA) yang diberlakukan untuk masuk melalui jalur manapun di SPMB.
Kecenderungan ini membuat kebijakan baru lahir di tubuh Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel. Sekolah unggulan bakal dikembalikan.
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mendorong penyusunan format baru Sekolah Unggulan dalam penerimaan murid baru mulai tahun ini.
"Saya sampaikan kami akan membentuk kembali SMA Unggulan. Tidak akan bakal ada zonasi, silakan dites," ujar Andi Sudirman.
Andi Sudirman mengutarakan tujuan dari dikembalikannya SMA Unggulan ini untuk menciptakan kompetisi sehat antar calon murid. Ia ingin ada patron atau parameter pendidikan suatu wilayah di Sulawesi Selatan.
Ia telah meminta Dinas Pendidikan Sulsel memetakan sekolah-sekolah unggulan se-Sulsel. Misalnya saja di Kota Makassar yang selama ini terkenal seperti SMAN 17 Makassar, SMAN 5, SMAN 1, dan SMAN 2.
"Kalau ada SMA Unggulan akan ada berlomba-lomba masuk di unggulan sehingga memicu anak sekolah untuk mau mendaftar di sana," ungkap Andi Sudirman.
Andi Sudirman menekankan jika rencana tersebut telah terealisasi, ia ingin agar semua peserta didik potensial bersaing dengan sehat. Ia menegaskan tidak ada jalur lain masuk ke sekolah tersebut selain karena kualitas siswanya.
"Tapi saya tidak mau ada koneksi-koneksi masuk di sana, Pak Kadis, kasih sistem masuk, tes," tukasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Iqbal Nadjamuddin mengutarakan, pihaknya tengah mengusulkan hal tersebut kepada Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan (BBPMP) yang merupakan perwakilan Kemendikdasmen di Sulsel. ( Nabilah )
"Tapi unggulnya yang kita maksud itu penerimaannya, jalur prestasinya lebih banyak," kata Iqbal.
Iqbal mengemukakan bahwa SPMB yang ada saat ini sudah mengatur jalur prestasi dengan kuota lebih besar. Secara garis besar sudah mengacu pada kebijakan basis kualitas peserta didik masuk ke sekolah tertentu.
"Karena khusus Makassar saja sudah (jalur) domisili namanya tetap perangkingannya itu prestasi ji. Jadi, banyak masuknya siswa itu presentasinya yang banyak. Hampir 60-70 persen prestasi," tukas Iqbal.
Pemberlakuan SMA Unggulan pada SPMB tahun ini akan dikaji secara mendalam. Jalur masuk bukan hanya semata nilai rapor, namun melalui Tes Potensi Akademik.
"Pak Gubernur berharap anak-anak unggul dari sisi akademi, maksudnya anak-anak itu unggul dalam bahasa asing, unggul olimpiade matematika, sains, itu yang kita mau dorong di Sulsel," tandasnya.
Prioritas penganggaran di Disdik akan diarahkan ke pengembangan akademik siswa secara spesifik. Termausk dana Bos untuk mengintervensi agar menjurus untuk mendukung peningkatan mutu siswa. (Nabilah/B)