Masalah Timnas Indonesia dan Thailand Sama: Minim Striker

  • Bagikan

JAKARTA, RAKYATSULSELM – Masalah yang dihadapi Timnas Indonesia disebut-sebut sama dengan yang dialami Thailand. Kedua tim sama-sama kekurangan penyerang tajam.
Thailand mengakhiri Piala AFF 2020 dengan menempatkan Teerasil Dangda dan Chanathip Songkrasin sebagai top skor turnamen dengan 4 gol.

Berbeda dengan Dangda, Chanathip lebih banyak berposisi sebagai gelandang serang. Sementara dua striker Thailand di Piala AFF 2020, Adisak Kraisorn dan Supachai Chaided, hanya mampu mencetak satu gol masing-masing.

Mantan pelatih timnas Thailand, Sirisak Yodyardthai, khawatir Tim Gajah Perang akan mengalami masalah penyerangan dalam beberapa tahun ke depan. Sebab hingga kini tidak ada yang mampu menggantikan peran Dangda sebagai penyerang.

“Saya pikir Thailand akan mengalami masalah kepunahan dalam beberapa tahun ke depan. Saya sudah mengatakan hal ini dalam 5-6 tahun terakhir. Kami harus menciptakan pelatihan untuk striker dan menganggap hal ini sebagai masalah serius,” ucap Sirisak.

“Karena sampai sekarang saya tidak tahu siapa yang akan memanfaatkan Teerasil Dangda. Bagaimana kami bisa menciptakan penciptaan striker yang bagus?,” ujar Sirisak dikutip dari The Thao Van Hoa.

Dangda merupakan pemain paling senior Thailand di Piala AFF 2020. BG Pathum United memiliki 111 caps dan 49 gol untuk Thailand. Dangda juga menjadi top skor sepanjang masa Piala AFF di edisi 2020 dengan torehan 19 gol.

Memasuki usia 33, Dangda kemungkinan besar akan segera pensiun dari timnas Thailand. Sirisak mengatakan kehilangan Dangda akan sangat menyenangkan Thailand.

“Ketika saya melatih Thailand pada 2019, saya sudah harus menahan Dangda untuk tidak meninggalkan tim nasional. Dangda selalu menderita di timnas, saya takut dia akan meninggalkan tim,” ucap Sirisak.

“Saat saya, saya tidak ada yang akan melatih dangda. Masa depan sepak bola Thailand akan tetap saya, tidak ada striker yang bisa mengandalkan Dangda saat ini,” ujar Sirisak.

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong juga mengatakan masalah yang sama setelah membawakan tim Garuda menjadi runner-up Piala AFF 2020.

“Di tim kami, posisi yang paling lemah adalah striker. Di Liga Indonesia juga orang asing yang banyak dipakai sebagai striker. Jadi memang susah sekali untuk berkembang,” kata Shin Tae Yong.(*)

  • Bagikan