Rakyatsulsel - Tak dimungkiri, tidak sedikit orang yang rela melakukan segalanya bagi pasangannya alias cinta buta. Hal itu ternyata bisa menutup mata dari sikap buruk pasangan.
Istilah zaman now, cinta yang kadang tidak ada logika ini disebut sebagai cinta buta atau budak cinta (bucin).
Artinya kita merasa sangat mencintai pasangan sampai rela melakukan apa saja demi dirinya, tanpa memedulikan diri sendiri.
Anehnya, kita bahkan bisa sampai tanpa sadar cenderung menolak kenyataan bahwa pasangan memiliki sifat, sikap, karakter, atau kebiasaan yang biasanya dilihat sebagai kekurangan (buruk).
Menurut sebuah penelitian dari University College of London yang dimuat di jurnal Neuro Image tahun 2004 menduga penyebabnya ternyata dari cara otak mengartikan cinta atau kasih sayang.
Saat seseorang memiliki perasaan cinta, maka secara umum merangsang bagian otak yang bernama amygdala dan nucleus accumbens untuk memunculkan rasa kepuasan batin dan sensasi euforia.
Euforia itu sendiri adalah perasaan gembira yang berlebihan.
Sementara itu, otak mengartikan cinta pada pasangan sama seperti cinta ibu pada anak.
Penelitian itu menyimpulkan perasaan cinta merangsang otak membangun ikatan emosional yang kuat antar dua manusia dengan meningkatkan rasa gembira dan bahagia.
Namun, perasan cinta akan menonaktifkan bagian otak yang digunakan untuk menalar logika, menimbang risiko dan keburukan, serta memunculkan emosi negatif.
Uniknya, peneliti menemukan bahwa otak mengartikan cinta romantis antara dua insan sama dengan cinta naluriah dan ikatan emosional antara ibu dan anak.
Oleh sebab itu, efek cinta buta dengan cinta antara ibu dan anak sekilas bisa tampak sama. Sama-sama membuat seseorang jadi susah melihat kekurangan atau keburukan orang yang dicintai.