MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kota Makassar menggagas rancangan awal terkait Kajian Potensi Lorong Wisata (Longwis). Kegiatan ini digelar di Hotel The Rinra, Kamis (3/11).
Sekda Kota Makassar Muh Ansar memberikan apresiasi kegiatan Kajian Potensi Longwis. Langkah ini sebagai bentuk kerja yang intelektual.
"Sehingga bisa kita lihat, bahwa program-program yang dicanangkan walikota telah berbasis riset dan teruji secara ilmiah," ucap Muh Ansar.
Terlebih, kata mantan Kadis Pekerjaan Umum (PU) Makassar itu, kegiatan tersebut menyasar langsung potensi di Lorong Wisata. Sebuah program yang mampu memberi dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Terpisah, Kabid Penelitian dan Pengembangan Pembangunan Daerah Balitbangda Makassar, Muhammad Amri menyampaikan pertemuan ini membahas tentang potensi UMKM pada lorong wisata. Hal ini dinilai mampu menyokong perekonomian warga dalam lorong.
Kajian ini, sambung dia, berawal dari perspektif Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, dimana lorong wisata merupakan salah satu sel kota sehingga apa yang dilakukan di wilayah tersebut harus berbasis riset.
"Untuk itu kami dari Balitbangda menginisiasi melakukan kajian potensi UMKM ini," kata Amri, disela-sela kegiatan.
Kegiatan hari ini merupakan seminar awal. Pria yang akrab disapa Amri itu mengutarakan, pada seminar awal ini peneliti akan menyampaikan bagaimana strateginya melakukan kajian potensi UMKM di Lorong Wisata.
Sehingga hasilnya nanti akan mendapatkan gambaran secara utuh bagaimana potensi UMKM di Lorong Wisata . Terutama terkait kebijakan apa yang paling tepat diterapkan pemerintah kota untuk pengembangan UMKM di Lorong Wisata.
"Untuk perampungan kajian, kita optimis bisa hingga akhir tahun ini. Sehingga pengaplikasian bisa langsung berjalan tahun depan," ujarnya.
Kata dia, untuk lokasi utama akan dimulai di 15 lorong sebagai perwakilan kecamatan. Itu, berdasarkan koordinasi dengan Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Makassar.
"Itu sudah rekomendasi dari Dinas Pariwisata, kebetulan mereka juga ada kegiatan untuk pengadaan mural di lorong, jadi semakin tepatlah lorong yang kita jadikan sampel karena salah satu syarat lorong wisata harus ada daya tariknya," tukasnya.
"Kita juga nanti akan cek UMKM nya apakah memang di sana juga tersedia dan bisa kita atur bagaimana kebijakannya untuk pengembangan mereka di sana," tambahnya.
Lanjut jauh, kata Amri, untuk UMKM tidak menuntut kemungkinan akan didorong agar mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (Haki). Terlebih pada salah satu bidang di Balitbangda bisa memfasilitasi hal tersebut.
"Kita akan dorong ke Haki, apalagi kita sudah mau beralih ke Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) dimana kewenangan semakin luas," katanya. (Abu Hamzah/Raksul/B)