Priska Adnan: Keluarga Beresiko Stunting Perlu Dapat Perlindungan Sosial
GOWA, RAKYATSULSEL - Kader Posyandu didorong agar seluruh paham upaya-upaya preventif dalam penanganan stunting. Sebab, dengan pelaksanaan posyandu yang efektif tentunya akan menurunkan kejadian stunting pada balita.
Dalam penanganan ini kader posyandu perlu memahami 5 (lima) paket layanan dalam pencegahan stunting.
Ketua TP PKK Kabupaten Gowa, Priska Paramita Adnan mengatakan, dalam lima paket layanan stunting ini. Antara lain, pelayanan kesehatan ibu dan anak, integrasi konseling gizi, layanan air bersih dan sanitasi, serta, perlindungan sosial dan layanan PAUD.
"Hal penting yang perlu dioptimalkan dalam pencegahan stunting yakni pemberian penyuluhan kesehatan oleh kader dan pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan," katanya saat membuka Pelatihan Stunting se-Kecamatan Parigi di Hotel Gammara, Makassar, Selasa (27/12).
Menurut Priska, Kecamatan Parigi saat ini telah tamat atau selesai dalam hal peningkatan kapasitas kader posyandu terkait penanganan stunting. Meskipun demikian, pelatihan seperti ini masih perlu dilakukan agar seluruh kader Posyandu dapat terus memahami dan mengimplementasikan lima paket layanan pencegahan stunting di lapangan.
"Sehingga angka prevelensi stunting bisa berhasil kita tekan," harap Priska.
Sementara itu, Camat Parigi, Nuraeny Apriyani yang turut hadir mendampingi Ketua TP PKK Kabupaten Gowa menjelaskan, dalam pelatihan ini pihaknya juga mendorong bagaimana kedepan pemanfaatan dana desa juga dapat menyentuh pembangunan kesehatan untuk penanganan konvergensi stunting di desa se-Kecamatan Parigi.
Pemanfaatan dana desa ini bisa melalui pemberian bantuan sosial kepada keluarga yang memiliki anak beresiko stunting. Baik melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT) oleh pemerintah kabupaten, hingga bantuan lainnya di tingkat desa, seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
"Ini memang menjadi fokus kita di 2023 mendatang yaitu memastikan seluruh keluarga beresiko stunting menjadi penerima bantuan sosial. Sehingga kita sangat harapkan seluruh peran desa dalam mendata keluarga beresiko stunting di wilayahnya masing-masing," ujarnya.
Selain itu, program lainnya yang akan didorong kedepan untuk penanganan stunting di kecamatannya yaitu dengan memperkuat kerjasama lintas sektor dalam mengintervensi rumah tangga yang berisiko stunting.
"Kami akan memanfaatkan lahan pekarangan rumah masyarakat untuk pemenuhan gizi rumah tangganya. Jadi beberapa akan ditanami tumbuhan yang bisa bermanfaat bagi keluarga, seperti toge, dan lainnya," kata Eny.
Termasuk juga memperkuat kerjasama antar sektor untuk mendorong masyarakat agar senantiasa mengkonsumsi aneka ragam makanan sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Begitu juga memperkuat kerjasama lintas sektor untuk mendorong keaktifan masyarakat untuk aktif hadir pada pelaksanaan posyandu setiap bulan, khususnya bagi balita yang sudah lengkap imunisasi dasarnya.
Eny berharap, dalam kegiatan ini para kader posyandu di Kecamatan Parigi bisa lebih terampil dalam setiap kegiatan Posyandu di desa masing-masing.
"Tentu kami berharap, para kader Posyandu akan lebih terlatih lagi dan lebih terampil dalam melaksanakan kegiatan rutin posyandu di desa masing-masing," terangnya.
Kegiatan tersebut diikuti 45 peserta yang terdiri dari 9 (sembilan) orang per desa. Mereka terdiri dari kepala desa, Ibu Ketua PKK desa, Kader KPM, staf desa yang menangani masalah bantuan dalam hal ini Kaur Kesra di desa dan Kader Posyandu sebanyak 5 orang. (*)