MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Perebutan kursi legislator DPR RI di internal Partai NasDem Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan pada 2024 diprediksi akan sengit. Sejumlah nama akan memanaskan persaingan elektoral. Pun, ada nama-nama baru yang cukup potensial.
Dari bocoran komposisi bakal calon legislatif Partai NasDem Sulsel di Dapil Sulsel Satu, klan Yasin Limpo akan mewarnai peta pertarungan di internal partai ini. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Tenri Olle Yasin Limpo, Indira Chunda Thita (anak SYL), dan Friska Paramitha Adnan (istri Bupati Gowa), ikut dalam nama-nama yang disiapkan oleh NasDem di Dapil Sulsel Satu.
Ketua Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Kekaderan (OKK) Partai NasDem Sulsel, Tobo Haeruddin membenarkan daftar nama-nama bacaleg DPR RI yang telah beredar tersebut.
"Daftar itu benar. Kami baru susun komposisi, tapi belum final," kata Tobo kepada Harian Rakyat Sulsel, Minggu (19/2/2023).
Sejumlah figur yang duduk di jabatan strategis juga masuk dalam komposisi tersebut. Di antaranya, Rapsel Ali sebagai petahana yang juga menantu Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Bupati Bantaeng Ilham Azikin, Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi, Wakil Bupati Jeneponto Paris Yasir dan mantan Wakil Bupati Takalar Ahmad Se're.
Kemudian istri Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, Indira Yusuf Ismail, Ketua DPRD Kota Makassar Rudianto Lallo juga masuk dalam daftar. Nama lain yang juga potensial yakni Dirjen Pelayanan Kesehatan Abdul Kadir dan legislator DPRD Sulsel dan Kota Makassar; Andre Prasetyo Tanta dan Mario David akan ikut menghiasi kontestasi -selengkapnya lihat grafis.
Menurut Tobo, komposisi bacaleg NasDem di Dapil Satu untuk DPR RI itu masih sangat relatif. Itu sebabnya, kata dia, perlu dilakukan pendalaman sebelum masuk ke dalam susunan daftar caleg sementara (DCS) dan daftar caleg tetap (DCT) yang akan disetor ke KPU pada 24 April 2023.
"Nama-nama yang beredar itu sudah benar meski masih terus digodok. Akan banyak alternatif yang akan dipertimbangkan sebelum ada penetapan DCS dan DCT," ujar Tobo.
Tobo yang pada 2024 akan mengadu peruntungan di pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sulsel itu mengatakan, penyusunan komposisi bacaleg Partai NasDem Sulsel setiap daerah pemilihan akan mencapai 150 persen. Alasannya, setiap nama yang masuk daftar akan menjalani proses penjaringan dan asesmen.
"Kami tidak mau asal-asalan memasang bacaleg. Makanya, kami meminta semua dapil minimal 150 persen nama yang didaftar. Kalau 100 persen, apa yang akan di-asesmen," imbuh Tobo.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai NasDem Sulsel, Rudianto Lallo mengatakan, saat ini, NasDem Sulsel memulai perekrutan bakal calon legislatif 150 persen kemudian dilakukan penjaringan hingga 100 persen.
"Upaya ini untuk pemenuhan target pemenangan pada Pileg 2024," kata Rudianto.
Menurut dia, proses penjaringan dan asesmen akan digelar pada akhir Maret 2023. Dia mendorong, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di 24 kabupaten dan kota untuk segera merampungkan pemenuhan komposisi bacaleg 150 persen.
"Dari kuota 100 persen, akan kami siapkan cadangan 50 persen," imbuh dia.
Menurut dia, kesiapan DPD di 24 kabupaten dan kota dalam penyusunan bacaleg sudah di angka 80 persen, khususnya untuk tingkat DPRD provinsi dan kabupaten/kota.
Rudianto mengatakan, syarat utama bacaleg NasDem yakni memiliki ketokohan, keterkenalan, dan keterpilihan di daerah pemilihan masing-masing. Itu diukur melalui hasil survei internal partai.
"Kami menguji ketokohan bacaleg di wilayah masing masing. Kalau bicara kelayakan tokoh, maka orang bicara tentang survei mengenai tingkat keterkenalan dan keterpilihannya karena itu poin utama," imbuh Ketua DPRD Kota Makassar itu.
Rudianto mengatakan, dengan pola rekrutmen itu diyakini mampu untuk mendapatkan kursi yang signifikan. Apalagi, kata dia, Partai NasDem menggunakan konsep kombinasi setiap bacaleg di dapil masing-masing.
Misalnya, imbuh Rudianto, Dapil 6 DPRD Sulsel yang meliputi Maros, Pangkep, Barru dan Parepare. Setiap daerah ada keterwakilan figur.
"Tentu, bisa menjanjikan kemenangan NasDem. Itu salah satu arahan kami ke masing masing pengurus DPD," ujar dia.
Rudianto menilai masa depan NasDem sangat menjanjikan untuk meraih hasil yang yang terbaik. Alasannya, komposisi bacaleg akan diisi oleh orang yang betul-betul punya rekam jejak yang tak diragukan lagi.
"Kalau orang sudah disebut tokoh sudah pasti punya basis massa," ujar dia.
Ketua Partai NasDem Kota Makassar, Andi Rachmatika Dewi mengaku, pemenuhan 150 persen bacaleg tersebut hampir rampung setiap dapil. Meskipun, awalnya NasDem Makassar agak kewalahan sebelum adanya kepastian Dapil.
"Tadinya kami agak bingung karena belum ada putusan KPU mengenai pembagian daerah pemilihan," ujar Rachmatika.
Pengamat politik dari Universitas Bosowa, Arief Wicaksono menilai, figur yang sudah memiliki nama besar terbukti efektif.
"Realitanya beberapa figur, khususnya petahana tidak sedikit berasal dari lingkaran kekuasaan. Apalagi, ada sebagian nama dipublis NasDem masih menduduki jabatan strategis," kata dia.
Namun, lanjut Arief, biasanya kekuasaan dalam mendongkrak suara tidak begitu optimal karena kerap membagi diri. Sehingga perlu menilik peta elektoral dari partai-partai politik yang ada, karena sering terjadi dalam sebuah lingkaran kekuasaan, seperti keluarga antara orang tua dan anak terbagi ke dalam banyak partai.
"Misalnya si B yang juga anggota parpol C, akan cenderung merekomendasikan anaknya yaitu si A untuk mendaftar ke partai D. Banyak juga yang merekomendasikan figur dalam lingkaran, untuk masuk menjadi caleg separtai, yang penting mereka berbeda dapil," kata Arief.
Maka, kata dia, perlu melihat sistem Pemilu 2024, apakah menggunakan konsep proporsional tertutup atau terbuka. Bila konsep tertutup hanya figur yang dekat dengan partai, atau elit partai, akan diuntungkan.
"Namun jika sebaliknya, sistem terbuka, maka di situ nama besar figur (keluarga kepala daerah) yang merekomendasikan, akan sangat berperan," tukasnya.
Manajer Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam menilai, bahwa meski pertarungan di pileg nanti melibatkan seluruh partai politik, namun pemetaan komposisi figur bacaleg antarpartai bisa memberi gambaran peta persaingan di setiap daerah pemilihan.
"Misalnya komposisi caleg dari NasDem terlihat kompetitif. Artinya, parpol ini tak sekadar ingin mengamankan satu kursi saja tetapi tengah berupaya meningkatkan perolehan suara dan tentu penambahan kursi," katanya.
Menurut Nursandy, melihat gambaran komposisi bacaleg Partai NasDem di Dapil Sulsel Satu, dipastikan persaingan akan semakin sengit.
"Bahkan akan cenderung lebih terasa atmosfernya di antara caleg eksternal. Maka harus mampu mengelola kekuatan caleg yang dimiliki untuk kepentingan elektoral," tuturnya.
Persaingan dari Dapil Sulsel I tersebut menuju Senayan, turut mengacu pada kuota setiap Dapil. Kendati, semakin besar jumlah kursi yang diperebutkan, kontestan bacaleg lebih banyak. "Di mana kuota kursi tertinggi adalah Dapil Sulsel I dengan 8 kursi," tutup dia. (Suryadi/B)