Sulsel “Lumbung” Prabowo

  • Bagikan
karikatur/rambo

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sulawesi Selatan menjadi salah satu lumbung suara Prabowo Subianto di pemilihan presiden pada 2019 dengan perolehan 68 persen. Menghadapi Pilpres 2024, Partai Gerindra menargetkan suara menjadi 70 persen. Hasil itu bisa diraih dengan syarat, kandidat hanya dua orang.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Ahmad Dasco meyakini, elektoral Prabowo Subianto di Sulawesi Selatan tidak akan turun. Dia menampik sejumlah informasi yang menyebutkan, elektabilitas Prabowo di Sulawesi Selatan akan terjun bebas pada Pemilihan Presiden 2024.

"Kami optimistis meningkatkan hasil 2019 yang 68 persen menjadi 70 persen pada 2024," ujar Sufmi saat meresmikan posko Badan Pemenangan Presiden Partai Gerindra di Makassar, Minggu (12/3/2023).

Sufmi yang juga Ketua Badan Pemenagan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Gerindra, mengatakan kewajiban kader Gerindra untuk memenangkan Prabowo di Pilres 2024 sudah menjadi keputusan saat Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas). Itu sebabnya, dengan hadirnya kantor pemenangan Prabowo di Sulsel, bisa mendongkrak perolehan suara.

"Ada berita beredar suara Pak Prabowo di beberapa daerah termasuk di Sulawesi Selatan akan tergerus. Cuma realitasnya malah nanti bisa bertambah," imbuh dia.

Melihat besarnya animo kader dan relawan Partai Gerindra di Sulsel, kata Sufmi, akan melaporkan langsung ke jajaran elite partai berlambang burung garuda tersebut bahwa suara di Sulsel tidak akan terpengaruh. Ia menuturkan akan melaporkan kepada Prabowo bahwa Sulawesi Selatan bahwa suara tidak akan terpengaruh, bahkan akan bertambah.

"Orang tidak tahu bahwa kader partai Gerindra terutama kader-kader Prabowo Subianto itu orang-orang yang militan dan setia.
Buktikan nanti di Sulsel yang disampaikan di berita-berita itu, tidak benar," ujar dia.

Sufmi juga memastikan bahwa Gerindra telah bulat untuk mengusung Prabowo menjadi calon presiden. "Tidak ada capres Partai Gerindra selain Prabowo. Ini sudah harga mati," ujar Sufmi.

Di samping itu, Sufmi juga menegaskan Ketua Umum Partai Gerindra itu tidak diproyeksi menjadi calon wakil presiden. Isu demikian juga tak kalah hebohnya merebak di ruang publik maupun jejaring dunia maya.

"Jika ada yang mengatakan Pak Prabowo jadi cawapresnya tokoh tertentu, itu tidak benar. Sekali lagi saya tegaskan, Prabowo akan menangi Pilpres sebagai calon presiden," sambung dia.

Adapun bakal calon pendamping Prabowo Subianto, Sufmi mengaku, bahwa hubungan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) semakin erat dan komunikasi kian intens. Sehingga para kader tentunya, tinggal menunggu dan setelah ditetapkan pihaknya sama-sama berjuang memenangkan pasangan calon yang akan ditentukan kemudian.

"Soal calon wapres masih melakukan kalkulasi. Kami sudah melakukan kerja sama politik dengan PKB. nanti Prbowo dan Muhaimin yang akan menentukan bersama," beber dia.

Sementara itu, Ketua Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) mengaku, kerja-kerja pemenangan masih menunggu koordinasi dan petunjuk Bappilu pusat.

"Namun sebagai upaya memenangkan Prabowo Subianto di Sulsel salah satunya pembentukan posko pemenangan presiden di Jalan Haji Bau, Makassar," ujar dia.

Apalagi posko pemenangan tersebut, kata Iwan, memiliki jejak sejarah yang cukup baik. Sudah dua calon yang menempati posko tersebut berhasil keluar sebagai pemenang, yakni pasangan Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 dan pasangan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman di Pilgub Sulsel 2018.

Hasil kontribusi seluruh kader Gerindra Sulawesi Selatan sebagai pusat kegiatan kader dalam rangka memenangkan Prabowo di 2024.

"Kami berharap di tempat ini akan menghasilkan kerja pemenangan pilpres dan pemilihan legislatif," imbuh Iwan.

Adapun target pemenangan Prabowo di Pilpres, AIA menambahkan, pihaknya akan bekerja untuk mendapatkan hasil maksimal melebih 70 persen.

"Sesuai target kami di Sulsel tahun 2019 diatas 68 persen. Kami bisa capi 70 persen lebih memenangkan pak Prabowo di Sulsel," jelasnya.

Waki Ketua DPD Partai Gerindra Sulsel, Andi Anhar Rahman siapapun yang berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra itu, pastilah orang terbaik. Hanya saja, dia menegaskan untuk Pilpres, sesuai hasil Rapimnas, posisi Prabowo sebagai calon presiden bukan cawapres.

"Sudah dijelaskan kemarin, Pak Prabowo tetap menjadi presiden. Harga mati. Sudah ada di Rapimnas keputusannya itu," ujar Direktur Kampanye Calon Presiden Prabowo Subianto di Sulsel ini.

Manager Strategi dan Operasional Jaringan Survei Indonesia (JSI), Nursandi Syam mengatakan, hadirnya kantor Badan Pemenangan Capres Prabowo di Sulsel mengindikasikan bahwa bagi Gerindra menjadi harga mati Prabowo sebagai Capres.

"Keberadaan kantor tersebut juga menjadi bukti keseriusan Gerindra Sulsel dalam upaya memperjuangkan Prabowo sebagai capres pada Pilpres 2024 mendatang," ujar Nursandy.

Dia memberikan analisa, bila melihatnya target tinggi 70 persen yang diharapkan oleh Gerindra pada Pilpres mendatang dimungkinkan terwujud.

"Jika hanya dua paslon capres dan cawapres yang akan bertarung. Termasuk Prabowo sendiri," tuturnya.

Namun, kata Nursandy, bila konfigurasinya melahirkan lebih dari dua paslon maka target Gerindra akan sulit untuk diwujudkan.

"Jadi, akan terukur dan terlihat pada pemilu nanti. Bisa ditau disitu," ujar dia.

Pengamat politik dari Profetik Institute, Asratillah mengatakan, berkaca di Pilpres 2019, Sulsel menjadi salah satu basis utama perolehan suara pasangan Capres Prabowo-Sandi. Namun, kata dia, situasi jelang Pilpres 2024 akan cukup berbeda karena beberapa hal.

"Pertama, Pilpres 2019 adalah pilpres yang hanya diikuti dua pasang capres, sehingga pemilih secara otamatis akan terbagi menjadi dua kelompok besar," ujar dia.

Asratillah mengatakan, pemilih saat itu tidak punya alternatif di luar pasangan capres yang ada. Jika tidak menyukai pasangan Jokowi-Ma'ruf maka kemungkinan besar akan memilih pasangan Prabowo-Sandi, begitu pula sebaliknya.

"Sedangkan Pilpres 2024 belum ada kepastian berapa jumlah pasangan capres yang bertarung," jelasnya.

Kedua, kata dia, Prabowo-Sandi saat itu mengambil posisi sebagai oposisi terhadap Jokowi sebagai petahana, sehingga segmen pemilih yang tidak begitu senang dengan kinerja Jokowi memberikan suara pada Prabowo. Nah, saat ini Prabowo berada dalam situasi lain, Prabowo dan tentu saja Gerindra masuk dalam barisan partai koalisi pendukungan pemerintah.

"Sehingga segmen pemilih yang tidak puas dengan Jokowi belum tentu memilih Prabowo di 2024," kata Asratillah.

Ketiga, untuk konteks Sulsel, Prabowo kalah pamor oleh Anies Baswedan. Salah satu penyebabnya, sambung Asratillah, adalah adalah basis pemilih muslim yang dulu memilih Prabowo di 2019 bermigrasi ke Anis Baswedan, apalagi sejak Prabowo memilih masuk dalam kabinet.

Tentu saja performa Prabowo sebagai bakal Capres Gerindra akan berpengaruh pada performa Gerindra dalam meraih kursi legislatif.

"Tapi banyak tidaknya perolehan kursi Gerindra di Sulsel bukan sekadar ditentukan figur Prabowo, tetapi ditentukan ketokohan serta kapasitas figur-figur yang dipasang sebagai bacaleg nanti," ujar dia. (suryadi/B)

  • Bagikan