MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kubah Masjid Ittifaqul Jamaah di Jalan Barukang, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar pada Minggu (26/3/2023) malam, tiba-tiba ambruk. Material bangunan menimbun jemaah masjid yang tengah menyimak cemarah tarawih di malam kelima Ramadan.
Kepolisian Resor Pelabuhan Makassar masih melakukan penyelidikan atas insiden ini. Ada 12 warga yang jadi korban setelah terkena reruntuhan kubah.
"Penyebab runtuhnya kubah masjid sementara penyelidikan lebih lanjut," kata Kapolres Pelabuhan Makassar, Ajun Komisaris Besar Yudi Frianto, Senin (27/3/2023).
Menurut Yudi, penyelidikan awal yang akan dilakukan mulai dari mengecek kondisi bangunan, mengambil keterangan saksi-saksi, termasuk memanggil Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar.
Dari pantauan di lokasi, area masjid yang runtuh sudah dipasangi garis polisi, termasuk di pintu masuk masjid ikut ditutup untuk sementara. Beberapa sisi bangunan masjid juga nampak retak-retak.
Ketua Pengurus Masjid Ittifaqul Jamaah, Muhammad Iksan menyampaikan, bangunan masjid tersebut sudah berumur sekitar 30 tahun dan beberapa kali mengalami renovasi. Namun untuk renovasi total keseluruhan bangunan masjid belum pernah dilakukan.
"Bagian kubah direnovasi dua tahun lalu," ucap Iksan.
Karena bangunan masjid tidak bisa digunakan untuk sementara, maka jemaah masjid terpaksa melaksanakan seluruh rangkaian ibadah di luar masjid.
Salah seorang korban bernama Fikri, 19 tahun, yang sempat di wawancarai Rakyat Sulsel mengatakan, kejadian tersebut berlangsung saat ceramah menjelang salat tarawih, atau sekitar pukul 20.30 wita.
"Pas dengar ceramah tarawih (kejadiannya)," kata Fikri saat ditemui di Puskesmas Pattingalloang.
Fikri menuturkan, pada saat kejadian dirinya berada dalam masjid, tepat berada di bawah kubah yang roboh. Saat kejadian, dia mendengar suara gemuruh disertai reruntuhan batu bata.
"Saya pas duduk di tengah, di bawah kubah. Tiba-tiba ada bunyi dari atas. Saya tidak sempat lari untuk selamatkan diri," ujar dia.
Beruntung, dalam insiden ini, Fikri hanya mengalami luka pada bagian kepalan akibat benturan batu yang jatuh dari atas atas langit-langit masjid. Sama dengan sejumlah korban lainnya.
Dia menyampaikan, saat kejadian beberapa warga yang ada disampingnya dan ikut menjadi korban mengalami nasib yang sama, tak sempat menyelamatkan diri.
"Saya tidak terlalu perhatikan semua. Saya langsung lari keluar setelah kepala terkena batu, kata Fikri.
Adapun Adil Pratama Mandala (10), ikut menjadi korban runtuhnya kubah masjid tersebut. Dia masih terbaring lemah di Rumah Sakit Angkatan Laut Jala Ammari.
Menurut ayah Adil, Johan Mandala, anak bungsunya itu sempat tertimbun material bangunan masjid dan masyarakat yang mengevakuasi para korban mengira jika di bawah puing-puing reruntuhan sudah tak ada lagi korban.
"Orang di sana bilang, sebenarnya sudah tidak ditahu (kalau masih ada korban tertimbun reruntuhan). Artinya, korban sudah dievakuasi semua," ucap Johan.
Namun ada seorang warga yang memberikan informasi bahwa masih ada satu anak yang ikut tertimbun material reruntuhan bangunan kubah sehinnga masyarakat kembali berjibaku menggali material reruntuhan dan berhasil menemukan Adil yang sudah tak berdaya.
Sebelum kejadian, Johan mengaku sempat meminta Adil untuk sementara tidak ke masjid melaksanakan salat, mengingat kondisi cuaca pada saat itu tengah hujan.
Namun tak lama, sekitar setengah jam kemudian, Johan menyebut, kakak perempuan Adil kembali ke rumah dan mengabarkan bahwa masjid ambruk. Mendengar kabar tersebut Johan langsung bergegas ke masjid mencari anaknya.
Atas insiden ini, Adil mengalami trauma. Johan mengatakan, anak bungsunya berulang kali menceritakan kejadian nahas itu sambil menangis.
"Trauma ini. Karena berulang kali dia cerita kejadian sama saya tapi saya bilang nda usah dicerita itu, karena kalau dia cerita dia menangis," kata Johan.
Adapun luka yang dialami Adil yaitu pada bagian jidat dan kepala bagian belakangnya robek sehingga harus di jahit. Kondisinya pun sudah mulai lebih baik. Hanya saja dia masih merasakan sakit dan pegal pada beberapa bagian tubuhnya.
Dari 12 korban dalam kejadian ini, 7 orang lainnya masih di rawat di rumah sakit RSAL Jala Ammari. Semetara 5 orang korban lainnya sudah dipulangkan ke rumahnya.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto yang mendatangi langsung lokasi kejadian untuk melihat kondisi korban dan memberikan dukungan moril, meminta kepada keluarga korban untuk tidak perlu khawatir akan biaya pengobatan korban reruntuhan kubah Masjid Attifaqul Jamaah.
"Semua pembiayaan rumah sakit, ditanggung oleh pemerintah kota," ujar Danny.
Selain itu, Danny Pomanto juga mengintruksikan tenaga kesehatan untuk ikut membackup RSAL Jala Ammari mengingat sebagian besar korban mengalami luka pada bagian kepala.
"Bagaimana bantuan kesehatan juga turut memperkuat RSAL ini, karena banyak trauma kepala dan perlu dijahit semua," ujar dia. (Isak Pasa'buan/B)