BI Sulsel Gandeng Stakeholder Dorong Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Daerah

  • Bagikan
Kick Off Zona Khas Lego-Lego, CPI, Makassar, Senin (3/4). (Sasa/A)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Bank Indonesia (BI) melaksanakan peluncuran Zona Kuliner Halal Aman dan Sehat (KHAS) dan pelepasan ekspor halal oleh Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman yang berlangsung di Kawasan Lego-Lego, Center Point of Indonesia (CPI), Senin (3/4).

Peluncuran zona KHAS ini merupakan kolaborasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Bank Indonesia dan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS).

Peluncuran ini salah satu rangkaian dari kegiatan Pekan Ekonomi Syariah (Pesyar) 2023 yang dimulai pada tanggal 20 Maret hingga 15 April 2023 mendatang.

Sekaligus menjadi salah satu tindak lanjut dari Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia (Fesyar KTI) sebelumnya pada tahun 2022 yang mencanangkan komitmen percepatan pengembangan Zona KHAS di Provinsi Sulawesi Selatan serta mendorong ekspor produk halal.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan Causa Iman Karana mengungkapkan permintaan global terhadap prpduk syariah terus mengalami peningkatan 1,9 Miliar populasi di dunia.

Hal ini meningkat atau tumbuh sekitar 8,9 persen dibandingkan tahun lalu. Dengan menghabiskan sekitar 2 Triliun Dollar 2021 untuk makanan, farmasi, kosmetik, fashion, perjalanan dan juga rekreasi.

"Ekspor produk halal Indonesia, khususnya pada negara yang bergabung dalam mencatat pertumbuhan di tahun 2021 sekitar 11,34 persen," ujar Causa.

Causa menilai kondisi ini membuka peluang bagi produk ekonomi syariah untuk pengembangan UMKM lokal sehingga dapat memulihkan perekonomian nasional.

"Secara khusus kepada Sulsel yang kaya akan produk pertanian, seperti kopi, dan lainnya. Berpeluang untuk mengisi ekspor tersebut," terang Causa.

Zona KHAS Lego-lego diharapkan bisa menjadi kawasan percontohan ekonomi syariah terpadu, yang meliputi pengembangan rantai nilai halal dan kawasan wisata syariah, pada lingkup wilayah KTI maupun nasional.

Selain itu, kata Causa, dengan wilayah yang luas, demografi penduduk, dan dukungan sumber daya alam membuat Sulawesi Selatan sangat potensial dalam pengembangan rantai nilai halal (halal value chain).

"Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi stimulus utama dalam pengembangan modest fashion muslim di Sulsel. Sekaligus mendorong peningkatan kualitas dari fashion daerah agar dapat diterima dan bersaing di pasar internasional," ungkapnya.

Berdasarkan penilaian indikator ekonomi syariah global, Indonesia memiliki keunggulan dan menduduki peringkat ketiga dunia pada sektor modest fashion.

Adapun pelatihan pelaku usaha halal. Dalam hal ini, BI bersama dengan Pemprov Sulsel menginisiasi pendampingan sertifikasi halal bagi para pelaku UMKM, pelatihan bagi pendamping dan penyelia halal, pelatihan juru sembelih halal, dan pendampingan sertifikasi Rumah Potong Ayam.

"Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Sulsel terus membutuhkan dukungan, sinergi, dan kolaborasi dari berbagai pihak," tutup Causa. (Sasa/B)

  • Bagikan