DLH Makassar Selidiki Dugaan Pencemaran Lingkungan di Sungai Tallo

  • Bagikan
Kepala DLH Kota Makassar Ferdy Mochtar.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar menindaklanjuti adanya dugaan pencemaran lingkungan di sepanjang aliran Sungai Tallo termasuk Sungai Parangloe.

Kepala DLH Kota Makassar Ferdy Mochtar mengatakan, pihaknya telah melakukan pengambilan sample untuk selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan uji laboratorium.

Ia menyebut pemeriksaan uji laboratorium untuk mengetahui hasilnya dibutuhkan waktu sekitar dua pekan. "Uji lab paling lama dua minggu sudah keluar hasilnya,” ungkap Ferdy, Kamis (18/5/2023).

Diketahui, beberapa waktu lalu warga yang berada di sekitar Sungai Tallo dan Sungai Parangloe melaporkan kondisi sungai yang menampakkan buih dan ikan serta udang pada tambak milik warga yang memiliki jarak sekitar 50 meter.

Ia pun menuturkan temuan dugaan pencemaran lingkungan di sungai tersebut masih merupakan indikasi.

Ferdy menegaskan jika dari hasil laboratorium ditemukan pelanggaran pencemaran lingkungan maka tidak menutup kemungkinan pihaknya akan mencabut izin usaha dari perusahan-perusahaan yang berada disekitar Sungai Tallo dan Sungai Parangloe. Apalagi, hal itu telah diatur di dalam Undang-Undang.

"Kalau kita berdiri di sepanjang saluran Sungai Parangloe kecil itu baunya sangat menyengat, kemudian warna hitam pekat, tidak seperti di sungai lainnya yang jernih," ujar Ferdy.

Ferdy mengatakan seluruh tim akan masuk ke perusahaan-perusahaan industri sepanjang sungai tersebut. Nantinya akan diteliti bagaimana sistem daur ulang limbahnya serta tahapan-tahan SOP dalam pengelolaannya. "Kita butuh hasil uji otentik secara ilmiah dan secara kimia. Itu harus pengujian lab," jelasnya.

Dari hasil verifikasi lapangan beberapa perusahaan sepanjang aliran sungai tersebut yang telah teridentifikasi yaitu PT KTC, PT Makassar Tene, PT Bungasari Flour Mills, PT FKS Multi Agro, Tbk, PT Charoen Pokphand Indonesia (RPHU).

Tak hanya itu, Ferdy menuturkan pihaknya juga melakukan komunikasi dengan masyarakat sekitar terkait kondisi dari sungai tersebut.

Pasalnya, kata Fedy, pihaknya tidak serta merta hanya melihat satu sisi saja. Di mana, perilaku masyarakat sekitar sungai juga perlu diperhatikan.

Seperti, di sepanjang Sungai Parangloe yakni di Kampung Bangkoa dilaporkan terjadi penyempitan dan sumbatan akibat sedimen. Ini kemudian menghasilkan bau yang busuk dan air yang hitam. Adapula dugaan air limbah domestik juga masuk dari rumah-rumah tersebut ke aliran sungai. (sasa/B)

  • Bagikan