MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Saat ini partai peserta pemilu mempersiapkan diri mengjadpi pemilu 2024. Tentu para pengurus parpol di Sulsel memiliki strategi untuk meraup jumlah kursi sesuai target.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) mengaku punya strategi khusus menghadapi Sistem Proporsional Terbuka di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
"Kami punya strategi menghadapi Pemilu 2024. Gerindra sudah mewanti-wanti perihal sistem Proporsional terbuka maupun Proporsional tertutup di Pemilu mendatang. Maka terbuka ini, kami leluasa," ujarnya, Minggu (25/6/2023).
Diakuinya, sejak mencuat isu perihal sistem proporsional tertutup di Mahkamah Konstitusi (MK) beberapa bulan terakhir, pihaknya telah menyiapkan strategi khususnya untuk mewanti-wanti terkait isu tersebut.
Kita memang sejak awal sudah siap. Fokusnya di terbuka (sistem proporsional terbuka) dari dulu berpedoman aturan yang berlaku," AIA sapaan akrabnya.
Bahkan, kata AIA pihaknya telah menyiapkan strategi khusus perihal sistem proporsional terbuka untuk tetap memenangkan Gerindra di Pemilihan Legislatif (Pileg) mendatang.
"Untuk target di DPRD Provinsi. Kami sudah siap. Target kita tetap minimal 17 kursi. Dan DPR RI 6," ungkapnya.
Saat ini beberapa kader duduk di kursi pimpinan Dewan dan juga eksekutif. Maka kata dia, memimpin 10 Kabupaten/Kota di Sulsel, AIA menargetkan Pileg mendatang, Gerindra bisa menduduki kursi pertama di masing-masing Kabupaten Kota.
"Kita targetkan Gerindra bisa memimpin di 10 Kabupaten /Kota jadi Ketua DPRD. Ini sudah kami siapkan strategi," tukasnya.
Pengamat Politik Sukri Tamma menilai, bahwa salah satu faktor utama Partai Gerindra masih favorit di Pulau Sulawesi, tak lain karena sosok Prabowo Subianto.
"Karena memang kalau kita lihat di Pilpres 2019, Prabowo yang menang kan (di Pulau Sulawesi, red). Maka wajar Gerindra bisa dapat efek ekor jas," ujarnya ketika dihubungi.
Apalagi, kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Hasanuddin (Unhas) itu, pada Pilpres kemarin terbagi menjadi dua kubu, yaitu antara pemilih Jokowi dan Prabowo. Maka untuk 2014 jika Prabowo maju maja tentu memberikan dampak positif ke partai Gerindra pusat dan daerah.
"Termasuk Sulsel. Misalnya pemilu 2019 di Sulsel ada kecenderungan ketidaksepakatan dengan Jokowi, maka dialirkan dan dimuarakan di non Jokowi yang lebih ke Prabowo. Sehingga 2024 nanti dampak ke pemilih partai Geridra akan signifikan karena efek Prabowo," tutupnya. (Yad/B)