Purna Praja STPDN 01 di Takalar Ini Curhat Soal Integritas Almamaternya

  • Bagikan
Amiluddin Barlian

Selain bercerita tentang kehidupan pribadinya, ia mengaku kecewa dengan Almamaternya. menurutnya, menjadi alumni dan mantan praja STPDN atau IPDN bukanlah hal yang perlu dibanggakan.

Baginya, dalam perjalanan meniti karier institusi itu tidak lagi berarti. Ia juga menyinggung oknum alumni yang hanya sibuk untuk diri dan gerbong masing-masing, mereka lebih memilih loyal pada kekuasaan dibanding empati dengan rekan seperjuangan.

"Saya hanya mau berpesan bahwa alumni atau teman seangkatan tidaklah cukup berguna dalam kondisi saat ini, mereka semua sibuk dengan karir masing-masing. Istilah senior junior hanya sekedar sapaan belaka. Ada juga oknum sesama Purna yang saling menghujat dan menikung. itu yang buat saya tidak begitu bersimpati dengan istilah alumni atau purna praja," ungkapnya

Diakhir cerita, Alumni Jatinangor yang familiar dengan panggilan Haji Rowa, kembali mengingatkan kepada para alumni atau purna praja agar tidak terlalu euphoria dengan pangkat dan jabatan, karena menurutnya itu hanyalah kesenangan yang sementara.

Ia berharap kisah hidupnya ini dapat menjadi pelajaran untuk adik-adik atau teman seangkatan yang saat ini lagi ditampuk kekuasaan.

"Tidak usah terlalu bangga atau bahagia dengan jabatanta, semua ada masanya. Jabatan itu amanah dan sumber fitnah klau tidak dijalankan dengan baik. Jabatan jugalah yang akan menjerumuskan kebinasaan," kata H. Rowa

Selanjutnya, pria kelahiran 1969 itu menyeka matanya yang berkaca-kaca, sambil terus bercerita dan memberikan motivasi.

"Cukuplah ceritaku  jadi pelajaran, bahwa saat kita berjaya semua orang tertunduk patuh dan hormat, tetapi saat kita jatuh tak seorang pun mendekat. Keluarga, sahabat atau teman semua menghindar. Hidup Saya mirip pusara Tak bernama. Masih hidup tapi dilupakan, bahkan untuk menanti seyum dan sapa dari teman seangkatan pun sulit," kata Amiluddin menutup pembicaraan.

  • Bagikan