NEW YORK, RAKYATSULSEL - BPJS Kesehatan yang mewakili pemerintah Indonesia ikut serta dalam acara United Nations High-level Meeting on Universal Health Coverage di New York, Kamis (21/9)
Dalam acara tersebut, BPJS mengenalkan layanan kesehatan Program JKN yang mencakup pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Sebagai negara yang terdiri atas lebih dari 17.000 kepulauan, upaya perlindungan jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk baru menjadi fokus Indonesia melalui penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada tahun 2014.
Dalam rentang waktu kurang dari 10 tahun, lebih dari 94% penduduk Indonesia telah terdaftar Program JKN.
Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara tercepat berproges menuju Universal Health Coverage (UHC), mengalahkan negara-negara Eropa yang rata-rata membutuhkan puluhan tahun untuk menjamin penduduknya.
“Jumlah masyarakat yang menerima perlindungan Program JKN mencapai 263 juta orang atau 94,23% dari total penduduk Indonesia. Saat ini tantangannya adalah bagaimana menyediakan layanan kesehatan bagi semua pesertanya,” kata Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti yang tampil sebagai perwakilan dari Indonesia di UHC.
Untuk mendukung penyelenggaraan Program JKN, saat ini BPJS Kesehatan bekerja sama dengan total 23.592 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti Puskesmas, Klinik, Dokter Praktik Perorangan, dan 3.004 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) seperti rumah sakit dan klinik utama.