Kemensos Pilih Makassar Jadi Tuan Rumah ASEAN High Level Forum 2023

  • Bagikan
Menteri Sosial Tri Rismaharini

"Kami sedang proses membuat akses yang mudah bagi penyandang disabilitas di beberapa tempat. Ini untuk menunjukkan bahwa Makassar adalah civilised society yang menghormati hak-hak penyandang disabilitas," ujar peraih gelar Doktor Honoris Causa dari Tongmyong University Korea ini.

Risma memimpin sendiri persiapan menyambut AHLF dan sudah dua kali ke Makassar untuk memastikan tersedianya akses-akses yang ramah penyandang disabilitas.

Sementara itu, AEM ( ASEAN Enabling Masterplan) terkait dengan agenda bersama ASEAN yang melakukan langkah nyata bersama menciptakan lingkungan inklusif bagi penyandang disabilitas.

Komitmen bersama didasarkan pada delapan prinsip dasar:

  • Penghormatan terhadap martabat yang melekat, otonomi individu termasuk kebebasan untuk membuat pilihan sendiri, dan kemandirian orang
  • Non-diskriminasi
  • Partisipasi dan inklusi yang penuh dan efektif dalam masyarakat
  • Menghormati Perbedaan dan penerimaan penyandang disabilitas sebagai bagian dari keragaman manusia dan kemanusiaan.
  • Kesetaraan kesempatan
  • Aksesibilitas
  • Kesetaraan antara pria dan wanita
  • Menghormati kapasitas anak yang terus berkembang dengan disabilitas dan penghormatan terhadap hak anak penyandang disabilitas untuk melestarikan

Adapun pertemuan itu juga akan meneguhkan penguatan kerja sama di Kawasan Asia Tenggara melalui proyeksi kerjasama dan kemitraan yang efektif dalam isu pembangunan yang inklusif disabilitas.

Selain menjalani serangkaian pertemuan, delegasi juga akan menyaksikan sejumlah pameran seperti pameran teknologi alat bantu dan akomodasi yang layak bagi penyandang disabilitas.

Di sini, peserta pameran dapat memberikan informasi dan mendemonstrasikan penggunaan teknologi alat bantu dan akomodasi seperti Tune Map (aplikasi map untuk tuna netra), Tongkat Adaptif, Difalink (platform informasi lowongan kerja khusus untuk rekan disabilitas melalui website dan sosial media), atau aplikasi perpustakaan bergerak.

Ada juga festival seni disabilitas yang menampilkan berbagai konten, informasi, dan aktivitas yang berfokus pada promosi seni, kesadaran tentang disabilitas, dan inklusi.

Ada juga kewirausahaan disabilitas. Peserta pameran menampilkan produk kewirausahaan disabilitas dari berbagai sektor, seperti produk seni dan kerajinan, fashion dan aksesoris, makanan, dan sebagainya.

Tidak kalah menarik, diselenggarakan juga hasil produksi penyandang disabilitas.(jpnn)

  • Bagikan