Tim Peneliti UMI jadi Narasumber Seminar Antar Bangsa Tentang Islam dan Masyarakat Bugis Asia Tenggara

  • Bagikan

Selain itu, bagaimana orang Bugis melestarikan nilai-nilai Bugis, karena orang Bugis berkontribusi dalam sejarah dan peradaban di Indonesia, jelasnya.

Norma dan prinsip Bugis diterapkan sejak abad ke 15, dan mereka menjadi pemimpin. Akar budaya Bugis ada dan dari segi historis, nusantara tidak tergantikan dengan istilah yang lain.Banyak yang dapat kita gali ke depan, harapnya.

Selanjutnya Prof Roslan menyebut di Indonesia ada JK Centre. Sedangkan di Malaysia perlu konsep untuk menumbuhkan excellent centre. Ada dua kesulitan Johor dan Selangor. Peluang ini dapat dikembangkan dan memberikan impact dan dampak sosial kepada masyarakat.

Selanjutnya Kurator Badan Adat Melayu dan Warisan Negeri Selangor Puan Intan Salina Binti Idrus menjelaskan bahwa sebelum Islam datang, ada orang Bugis. Apakah bersamaan Islam dan Bugis masuk di Selangor.

Ditemukan ada 5 batu nisan di Selangor walaupun ini masih kajian masih awal. Pertemuan ini sangat penting untuk diteruskan penyelidikan selanjutnya, terutama meningkatkan jaringan kerjasama karena kajian tentang Bugis belum diujikan secara akademik di Universitas di Malaysia, sebutnya.

Prof Roslan menyatakan akan diterbitkan buku tentang Bugis, dimana isi makalahnya berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura, dan akan diterbitkan di Universiti Malaya Press.

Selain itu, hasil penelitian kerjasama ini juga akan diterbitkan di jurnal Scopus. Judul Buku tentang "Islam and Bugis Soceity in South East Asia", penulisnya dari mana saja, sebutnya.

Dekan Dirasah Islamiyah Prof Fauzi Hamat menyampaikan apresiasi kepada Tim UMI dalam Seminar Antara Bangsa Islam dan Masyarakat Bugis Asia Tenggara. Dikatakan Masyarakat Bugis membina di hampir pelosok di Nusantara.

  • Bagikan