ARN Dorong ‘Pulu Mandoti’ Dongkrak Kesejahteraan Masyarakat Enrekang

  • Bagikan
Ketua DPP HIKMA, Andi Rukman Nurdin Karumpa bersama Ketua DPD Nasdem Enrekang, Asman, saat melihat langsung proses penjemuran pulu mandoti di Desa Salu Kanan dan Desa Kendenan

ENREKANG, RAKYATSULSEL - Ketua DPP Himpunan Keluarga Massenrempulu (HIKMA), Andi Rukman Nurdin Karumpa (ARN) bersama Ketua DPD Nasdem Enrekang, Asman mengunjungi Desa Salu Kanan dan Desa Kendenan. 

Kedua desa ini merupakan wilayah penghasil beras ketan khas Massenrempulu. Ketan yang memiliki karakteristik wangi dan diklaim hanya bisa tumbuh di dua desa ini.

Ketan Mandoti memiliki nilai jual yang tinggi. Di tingkatan petani, beras ini dijual dengan harga empat puluh lima ribu bahkan pada waktu-waktu tertentu, mencapai harga delapan puluh ribu rupiah per "canteng".

Canteng menjadi alat ukur yang umum digunakan petani di wilayah ini untuk menakar jumlah beras. Takaran satu canteng bisa mencapai lebih dari satu kilogram," kata ARN, saat ditemui, Kamis (16/11)

Masa tanam beras ketan ini, kata dia, memakan waktu enam bulan sejak benih ditabur, dengan pola penanaman yang masih tradisional.

"Kabupaten Enrekang menjadi wilayah penghasil mandoti satu-satunya di dunia, persawahan tempat padinya ditanam juga menjadi daya tarik pariwisata, dengan landscape pemandangan yang indah," jelas ARN.

Sementara itu, Asman menceritakan tentang presiden kedua Indonesia yang menjadikan pulu mandoti menjadi makanan kesukaannya. 

"Di zaman Presiden Soeharto, mandoti ini sering sekali masuk istana negara," kata Asman.

Beras ini, lanjut Asman, telah memiliki sertifikat indikasi geografis yang dikeluarkan oleh Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) sebagai tanaman endemik khas kabupaten Enrekang. 

"Kedepan, ini akan kita fikirkan bagaimana memaksimalkan pengembangannya sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tutup Asman. (Fadli) 

  • Bagikan