Kekuatan PBB Dapil Sulsel III: Tak Percaya Diri Bisa Meraih Kursi

  • Bagikan
Dokumen Rakyat Sulsel

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Bulan Bintang (PBB) Provinsi Sulawesi Selatan tak percaya diri untuk bisa meraih kursi di daerah Pemilihan (Dapil) Sulsel III untuk DPR RI pada pesta demokrasi 2024 mendatang.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PBB Sulsel, Andi Amang mengatakan, sebelum penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) pihaknya menargetkan tiga kursi untuk Senayan, tetapi melihat komposisi calon anggota legislatif (caleg) partai lain, misi itu diturunkan menjadi satu kursi.

“Yang berpotensi caleg kami untuk bisa meraih 1 kursi itu hanya ada di Dapil Sulsel I,” ungkapnya saat dikonfirmasi Harian Rakyat Sulsel, Rabu (13/12/2023).

Dirinya menyebutkan, di dapil Sulsel I, ada beberapa caleg mereka yang mampu meraup banyak suara. Sedangkan di Sulsel III dari tujuh kuota, hanya ada lima caleg yang diisi. Itupun hanya empat orang dianggap bekerja.

“Paling tidak kita bisa meraih kursi terakhir di Sulsel I (DPR RI) walau beberapa hasil survei kami tidak diperhitungkan (mendapatkan kursi) dan saat ini juga pergerakan di Sulsel 2 dan 3 selain jumlah orang tidak signifikan. di Sulsel 3 ada lima Caleg tapi hanya empat orang yang bekerja, jadi agak slok,” ujarnya.

“Jadi kita tahu diri lah, tidak mau muluk-muluk kita seperti apa dan bagaimana kemampuan kita,” lanjutnya.

Untuk lolos ke Senayan, kata Andi Amang, semua Provinsi harus bekerja semua. Secara nasional dia optimalkan bekerja di Pulau Jawa dan dia hanya menargetkan 16 kursi dan itu sudah empat persen.

“Sulsel itu kita upayakan satu kursi, Sulawesi Tenggara satu juga. Jadi kemungkinan untuk dataran Sulawesi hanya tiga kursi yang lain di Jawa lebih banyak, begitu juga Sumatera dan Kalimantan,” jelas Andi Amang.

Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Prianto mengatakan, PBB adalah partai yang banyak memberi harapan pada awal reformasi. Ketua Umum mereka, Yusril Ihza Mahendra (YIM), merupakan salah satu bintang di gelanggang reformasi 98.

Pada awalnya, PBB dianggap sebagai pewaris Partai Masyumi dan pelanjut pikiran-pikiran Mohammad Natsir. Partai ini diproyeksikan menjadi kanal besar aspirasi Islam politik dan begitu memikat di masa Orde Lama.

Seiring perjalanan waktu, dari pemilu ke Pemilu, PBB gagal mengatur perubahan dan kesinambungan secara internal. Banyak dilanda masalah internal, sehingga kaderisasi pemimpin tidak berjalan.

"YIM yang sudah sempat meninggalkan posisi ketua umum, harus kembali ke jabatan itu demi eksistensi partai," kata Luhur.

  • Bagikan