JAKARTA, RAKYATSULSEL - Dalam menghadapi Debat Cawapres Kedua yang akan diselenggarakan pada Minggu (21/01), perhatian tertuju pada penanganan isu lingkungan dan energi yang dianggap krusial bagi masa depan Indonesia. Tantangan dan harapan terkait isu-isu ini menjadi sorotan utama, mengingat dampaknya yang lintas generasi.
Tema utama debat ini mencakup pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup, sumber daya alam, energi, pangan, agraria, dan perlindungan masyarakat adat. Para pengamat dan pakar menyampaikan bahwa ketiga calon wakil presiden (cawapres) perlu memberikan bukti konkret tentang keseriusan mereka dalam menghadapi tantangan ini.
Salah satu fokus utama adalah isu perubahan iklim, di mana perlunya upaya konkret dalam mencapai target energi baru terbarukan (EBT) menjadi sorotan. Pengamat ekonomi energi, Fahmy Radhi, menyoroti keterlambatan Indonesia dalam mencapai target EBT pada 2025, yang seharusnya sudah mencapai 23%, namun baru mencapai 12,8%. Debat diharapkan membuka ruang bagi para cawapres untuk menjelaskan kebijakan dan strategi dalam mendorong transisi energi.
Hilirisasi sumber daya alam, terutama nikel untuk baterai mobil listrik, juga menjadi isu krusial. Pertanyaan muncul tentang bagaimana calon-calon tersebut akan mengelola hilirisasi tanpa mengorbankan nilai tambah bagi Indonesia dan mencegahnya menjadi sekadar pasar bahan mentah.
Dalam konteks lingkungan hidup, isu perlindungan terhadap para pejuang lingkungan menjadi perhatian serius. Direktur Eksekutif Indonesian Center for Environmental Law (ICEL), Raynaldo Sembiring, menekankan perlunya jaminan keamanan bagi mereka yang berjuang untuk isu lingkungan. Solusi konkret terhadap gugatan Kementerian LHK terhadap perusahaan-perusahaan yang merusak lingkungan juga menjadi sorotan, menciptakan kebutuhan untuk koordinasi antar lembaga dan perbaikan dalam penegakan hukum lingkungan.
Isu masyarakat adat menjadi bagian integral dalam diskusi, dengan penekanan pada keterlibatan mereka dalam proses pembangunan. Kritik terhadap pelanggaran hak-hak masyarakat adat dan perlunya komitmen konkret dari calon-calon menjadi poin krusial yang perlu dibahas.
Dalam sektor energi, pertanyaan tentang kebijakan energi baru terbarukan dan strategi memenuhi target-target energi menjadi fokus utama. Perlunya mendiskusikan bagaimana mengatasi tantangan hilirisasi dan menghindari ekstraksi sumber daya tanpa memberikan nilai tambah bagi negara juga menjadi pembahasan yang relevan.
Mendekati debat cawapres kedua, harapan masyarakat terletak pada kemampuan calon wakil presiden untuk menyampaikan visi dan misi yang konkret, memberikan solusi yang mendasar, dan membuktikan keseriusan mereka dalam menghadapi isu-isu lingkungan dan energi yang begitu vital bagi keberlanjutan negara. Debat ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang komitmen para cawapres dalam menjaga keberlanjutan dan kesejahteraan Indonesia.