BANTAENG, RAKYATSULSEL - Sayembara maskot Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 Kabupaten Bantaeng 2024 yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bantaeng diduga tidak memiliki regulasi yang spesifik atau jelas.
KPU Bantaeng hanya merujuk pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No 9 Tahun 2022 tetang Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilihan Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota. Sedangkan dalam aturan tersebut tidak disebutkan secara jelas bahwa maskot sebagai bahan sosialisasi meningkatkan partisipasi pemilih.
“Ini terkait tahapan Pemilihan Kepala Daerah, secara spesifik tidak ada terkait maskot, ini menjadi bahagian dari model sosialaisi pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati,” kata Komisioener KPU Bantaeng, Aspar Ramli, Rabu (23/4).
Menurut dia, maskot yang tengah dipersiapkan dengan cara sayembara merupakan upaya meningkatkan partisipasi pemilih dengan menggunakan maskot sebagai bahan sosialisasi.
“Salah satu diantaranya upaya yang kita lakukan itu adalah bagaimana diantaranya punya brand, maskot untuk dijadikan sebagai bahan sosialisasi baik itu dalam bentuk baliho ataupun dalam bentuk lainya akan kita gunakan nanti pada saat media-media sosialisasi,” kata dia.
Meski tidak memiliki aturan yang jelas, Aspar Ramli mengatakan seluruh Kabupaten/kota di Sulsel termasuk KPU Bantaeng juga melaksanakan sayembara tersebut.
“24 Kabupaten Kota di Sulsel dan seluruh indonesia melakukan itu rujukanya adalah PKPU tentang sosialisasi dan dasar sosialisasi maskot itulah yang kita lahirkan menjadi bahan sosialisasi disosial media untuk peningkatan partisipasi masyarakat,”kata dia.
KPU Bantaeng merencanakan anggaran sebesar Rp 60 juta untuk pengadaan maskot termasuk dalam pelaksanaan sayembara tersebut.
“Untuk anggaran kita siapkan ada memang untuk maskot itu sendiri kurang lebih 60 juta kami rencanakan tapi itu bukan semua untuk sayembara, selebihnya itu akan pengadaan semisal boneka itu sebagai bahan sosialisasi,” kata dia.
Sementara itu, Ketua KPU Bantaeng Muhammad Saleh mengatakan, meski tidak memiliki tolak ukur capaian partisipasi pemilih akan meningkat dengan adanya maskot, namun dengan maskot yang diambil dari flora dan fauna khas Bantaeng akan menjadi daya tarik kepada pemilih nantinya.
“Itu tentunya menjadi harapan kami, walaupun tidak ada alat ukur yg bisa kami pakai untuk mengkorelasikan antara maskot dengan tingkat partisipasi pemilih. Tapi paling tidak, Pilkada juga menjadi ajang pengenalan Flora/Fauna asli Bantaeng kepada masyarakat Bantaeng khususnya generasi muda,” kata Muhammad Saleh. (Jet)