MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dua daerah kader Golkar berpotensi terpecah. Ini dikarenakan kader mereka ngotot untuk maju sebagai kandidat calon kepala daerah maupun sebagai wakil.
Ketua Golkar Barru, Mudassir Hasri Gani telah menerima pinangan dokter Ulfa Nurul Huda Suardi, sebagai calon wakil bupati. Selain itu ada kandidat potensial lainnya seperti Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari yang sampai saat ini belum menentukan sikap siapa yang akan diajak berpasangan.
Begitu juga di Kota Palopo, Ketua DPRD Kota Palopo, Nurhaenih yang memilih mendampingi Farid Kasim Judas sebagai calon wakil wali kota, setelah NasDem memberikan mandat kepada Farid Kasim Judas untuk ikut bertarung pada November nanti. Padahal Golkar hanya memberikan surat tugas kepada Rahmat Masri Bandaso sebagai calon wali kota Palopo.
Padahal dua daerah ini Golkar bisa mengusung sendiri satu paket internal mereka setelah mengamankan perolehan 20 persen kursi pada Pemilihan Legislatif (Pileg) Februari kemarin.
Ketua Golkar Kota Palopo, Rahmat Masri Bandaso menegaskan bahwa partai akan mengambil langkah tegas terhadap kader yang dianggap tidak loyal. Golkar selalu menekankan pentingnya kebersamaan dan loyalitas kader.
“Tidak pernah ada komunikasi ke Golkar, tiba-tiba saja ada keputusan. Makanya saya kaget, DPP Golkar juga kaget," kata Rahmat Masri Bandaso.
Dirinya menyebutkan keputusan Nurhaenih dinilai tidak sejalan dengan nilai-nilai partai.
"Sebagai responsnya, Golkar akan menggunakan mekanisme sanksi seperti PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas, tidak tercela),” bebernya.
Bakal calon Bupati Barru, Andi Ina Kartika Sari hanya menyebutkan kader Golkar selalu siap apapun itu keputusan DPP.
“Tentunya keputusan partai akan diikuti oleh seluruh kader dan saya pastikan Golkar Kabupaten Barru akan tunduk dan patuh putusan partai Golkar nantinya,” jelasnya. (Fahrullah/B).