MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto meresmikan Infrastruktur Hijau Program RISE, di Kampung Bonelngga, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Selasa (16/7).
Peresmian ini dihadiri oleh pihak Monash Unniversity dan Konjen Australia, Todd Dias, perwakilan Universitas Hasanuddin (Unhas) dan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.
Program ini merupakan bagian dari RISE (Research for Improved Systems of Ecosystems) yang merupakan sebuah inisiatif penelitian multi-negara yang bertujuan menghapuskan risiko kontaminasi lingkungan di permukiman kumuh.
Proyek ini didukung oleh Pemerintah Australia dan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dan memperbaiki kondisi kehidupan di permukiman yang paling terpinggirkan di kota.
Peningkatan lingkungan yang inovatif mencakup berbagai solusi seperti sistem pengolahan limbah berbasis alam, perbaikan drainase, dan infrastruktur sanitasi modern.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto mengapresiasi manfaat program ini yang dianggapnya sebagai solusi efektif dalam menghadapi permasalahan air kotor.
" Manfaatnya jelas sekali, kita bisa lihat paradigma kita tentang penanganan air kotor ini biasanya selalu ifikir pakai alat alat. Inilah teknologi yang punya nilai dan menjawab persoalan hari ini," jelas Danny Pomanto--sapaan akrabnya.
Sementara itu, Profesor Diego Ramirez-Lovering dari Monash University menekankan pentingnya pengembangan solusi berkelanjutan untuk permukiman kumuh di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang diharapkan akan menampung sejumlah besar penduduk di masa depan.
Prof Diego mengatakan lebih dari 1.400 penduduk di 325 rumah tangga telah merasakan manfaat dari program ini, yang tidak hanya meningkatkan akses sanitasi dan layanan air bersih, tetapi juga membantu komunitas menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin mengancam.
Ia menyebut RISE juga mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Makassar, yang melihatnya sebagai langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan sehat.
" Proyek ini tidak hanya melibatkan institusi akademis tetapi juga melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan dan implementasi solusi yang paling sesuai untuk mereka," ucap Prof Diego.
Maka dari itu melalui pendekatan ini, Prof Diego berharap dapat menjadi contoh bagi perkembangan infrastruktur kota yang bertanggung jawab dan berkelanjutan di masa depan.
"Dukungan dari Pemerintah Australia melalui Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT) menunjukkan komitmen mereka dalam meningkatkan infrastruktur tata kelola air di kota-kota yang berkembang," tutup Prof Diego.
Terpisah, Konjen Jenderal Australia di Makassar, Todd Dias, menegaskan bahwa RISE adalah langkah konkret dalam membangun infrastruktur ramah lingkungan dan tahan terhadap perubahan iklim.
"Kolaborasi ini tidak hanya memberikan dampak positif terhadap kesehatan masyarakat, tetapi juga memberikan kontribusi ekonomis yang signifikan bagi Kota Makassar," terang Todd Dias.
Proyek RISE menunjukkan kerja sama yang kuat antara berbagai pihak, termasuk universitas, pemerintah, dan masyarakat dapat mencapai kemajuan signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup dan ketahanan lingkungan di permukiman kumuh perkotaan. (Sasa/B)