Buat Pustaka di Pelosok, Camat Tompobulu Gandeng Organisasi dan Komunitas

  • Bagikan

MAROS, RAKYATSULSEL – Dalam rangka, mendukung program pemerintah Kabupaten Maros menuju Kabupaten Literasi, pemerintah kecamatan Tompobulu bekerjasama dengan beberapa komunitas/organisasi untuk menggelar kegiatan bakti sosial di dusun Tanetebulu, Desa Bontomanurung. 28-30 Januari 2022.

Adapun organisasi atau komunitas yang ikut terlibat antara lain Jalan-Jalan Seru, Pustaka Alam, Genpi Maros dan Abu Darda Indonesia.

“Ada banyak rangkaian kegiatan, mulai dari pengadaan perpustakaan dan taman baca oleh Komunitas Jalan-Jalan Seru dan Pustaka Alam dibantu Perpustakaan Daerah Kabupaten Maros. Pemeriksaan dan pengobatan gratis kepada warga oleh Puskesmas Tompobulu dan Dinas Kesehatan Kabupaten Maros termasuk Vaksinasi Covid-19 oleh tim dari Puskesmas Tompobulu, Polres Maros dan Kodim 1422/Maros,” Ungkap Camat Tompobulu Yusriadi Arief kepada wartawan.

Lokasi Tanetebulu merupakan daerah pelosok yang diakses dengan berjalan kaki sejauh puluhan Kilometer.

“Teman-teman dari komunitas sengaja memilih tempat ini, karena ini adalah salah satu daerah terjauh dengan akses jalan luamayan sulit, harus jalan kaki beberapa jam, lokasi ini juga berbatasan langsung dengan Kabupaten Gowa,” lanjut Ady (sapaan akrab Yusriadi Arief).

Kegiatan yang digelar dua hari ini juga dirangkaikan dengan penyuluhan pertanian dan kehutanan, penyuluhan Bhabinkantibmas, kerja bakti pemeliharaan fasum.

“Yang paling penting itu adalah membuat perpustakaan dan taman baca untuk anak-anak di pelosok ini, tentu sangat membantu mereka (anak-anak) dalam mengakses buku bacaan, juga menumbuhkan semangat literasi untuk masyarakat pelosok, dan yang menarik ini diinisiasi oleh komunitas, dan kita menjadi pendorong dan memberi akses” Tutup Yusriadi.

Salah satu komunitas yang ikut bergabung adalah, Generasi Pesona Indonesia (GENPI) Andryawan mengatakan jika ia bersama beberapa komunitas yang terlibat dalam kegiatan ini sengaja mimilih dusun Tanetebulu sebagai lokasi kegiatan, sebab dusun ini merupakan dusun terisolir yang tidak mudah diakses.

“Sengaja kita buat kegiatannya di pelosok, supaya dampaknya bisa langsung terasa, karena memang untuk sampai ke wilayah ini kita butuh perjuangan, medannya sulit karena harus melewati beberapa bukit, tapi alhamdulillah semua berjalan sukses,” singkatnya. (*)

  • Bagikan