MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Buku ALDERA "Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993 - 1999" seperti membaca buku Pramudya Ananta Toer, Tetralogi Pulau Buru yang penuh emosi, dan sejarah Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Prof Hamdan Juhannis saat jadi narasumber bedah buku ALDERA "Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999" di Hotel Claro, Jumat, (11/11).
"Seperti membaca tetralogi pulau buru ananta Toer, yang penuh emosi. Seperti membaca novel politik, novel sejarah, termasuk sejarah," ungkap Hamdan Juhannis.
Hamdan juga mengungkapkan buku ini menjabarkan Pius Lustrilanang adalah hal yang menyatu dengan Aldera, dan Aldera adalah Pius Lustrilanang.
Dia juga menjelaskan kalimat "ALDERA" berasal dari bahasa ganesia, yang berarti perlawanan dengan penuh kewaspadaan. Artinya, mewakili watak orang orang Ganesia yang berwatak melawan saat memimpin.
"Kata Aldera, ternyata dari bahasa ganesia. Yang berarti perlawanan waspada, yang orang yang berwatak ganesia adalah seorang pemimpinan," ungkap.
Hamdan mengungkapkan dirinya sangat suka dengan buku tersebut karena memuat kritik terhadap orde yang lalu tanpa basa basi dalam bercerita.
"Apa yang saya suka dalam buku ini adalah telanjang. Dalam buku ini semua diceritakan," pungkasnya. (Abu Hamzah/Raksul/B)