Adu Strategi Ketua Partai

  • Bagikan
karikatur/rambo

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Ketua-ketua partai politik di Sulawesi Selatan akan meramaikan perebutan kursi di DPR RI pada Pemilihan Legislatif 2024. Ketua partai pendatang baru bakal jadi ancaman bagi pimpinan partai yang berstatus petahana.

Ketua partai di Sulsel yang berstatus petahana DPR RI adalah Ketua Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras, Ketua NasDem Rusdi Masse, Ketua PDIP Sulsel Andi Ridwan Wittiri, Ketua Partai Amanat Nasional Sulsel Ashabul Kahfi.

Adapun ketua partai yang berstatus pendatang baru di DPR RI yakni, Ketua Golkar Sulsel Taufan Pawe, Ketua Partai Demokrat Sulsel Ni'matullah, Ketua Partai Persatuan Pembangunan Sulsel Imam Fauzan, Ketua PKS Sulsel Amri Arsyid, dan Ketua Hanura Sulsel Amsal Sampetondok, Ketua Gelora Sulsel Syamsari Kitta.

Ketua Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras menegaskan bahwa dirinya kembali maju di DPR RI di dapil yang sama yakni Sulawesi Selatan Dua. Dapil ini meliputi sembilan daerah yakni Barru, Bulukumba, Bone, Maros, Pangkajene dan Kepulauan, Sinjai, Soppeng, Wajo dan Parepare.

"Insyaallah saya kembali maju di dapil yang sama Sulsel II. Ini perintah partai yang harus saya jalankan," kata Iwan Aras, Senin (20/3/2023).

Ketua Golkar Sulsel, Taufan Pawe mengaku diperintah oleh DPP untuk bertarung di Pileg DPR RI. Taufan juga dianggap punya potensi besar untuk lolos jadi calon gubernur.

"Sebelum Pilgub saya dapat amanah untuk pileg DPR RI. Ini suatu perintah agar saya mendulang suara partai di Pemilu," kata Taufan.

Wali Kota Parepare itu mengaku bersyukur atas dorongan tersebut. Dia yakin bisa memenuhi permintaan itu sekaligus mendulang suara terbanyak untuk partai.

Namun Wali Kota Parepare dua periode ini tidak ingin sesumbar terkait hal tersebut. Dia mengembalikan kepada kepercayaan masyarakat untuk mengemban amanah tersebut.

"Alhamdulillah tentunya amanah ini merupakan kehormatan besar bagi saya. Sebagai kader Golkar, karya kekaryaan saya harus terus diperkuat, biar masyarakat Sulsel yang nilai saya, apakah pantas atau tidak," ujar dia.

Ketua Partai Gelora Sulsel, Syamsari Kitta mengakui sudah mempersiapkan dirinya untuk ikut maju sebagai calon legislatif (caleg) DPR RI Dapil Sulsel I pada pemilu 2024 mendatang.

"Selain mempersiapkan diri sebagai caleg, saya juga memiliki tanggung jawab untuk memenangkan Gelora di Sulsel," ujar dia.

Bahkan, Syamsari menyatakan untuk berpikir ulang maju kembali di pemilihan kepala daerah di Takalar. Dia mengaku, akan fokus dulu untuk mengutamakan kepentingan partai.

"Kami semua di Takalar sudah berkomitmen untuk maju ke depan lebih baik. Ini supaya pemerintahan berjalan dengan stabil, pembangunan juga bisa terus sukseskan," ujar Syamsari.

Pengajar ilmu komunikasi politik dari Universitas Hasanuddin, Hasrullah menyatakan semua ketua partai punya peluang yang sama dalam mengincar kursi di Senayan. Menurut dia, para ketua partai tentu ingin mencari suasana maupun tantangan baru dalam dunia politik, khususnya ikut berkompetisi dalam pemilihan legislatif.

Hasrullah mengatakan, persaingan di internal dan eksternal tak dapat dihindari. Itu sebabnya, mesin partai dan relasi sosial juga sangat berpengaruh.

"Begitu pun dengan figur publik. Kalau publik figur partai tentu kesempatan itu selalu ada. Dan biasanya orang-orang ini terpilih kembali.

Direktur Profetik Institute, Muhammad Asratillah menilai perebutan kursi Senayan yang ditaburi ketua parpol otomatis kian menambah persaingan di Pileg 2024, baik secara internal maupun lintas partai. Apalagi, kata dia, rivalitas ketua parpol tersebut hampir merata di setiap Dapil DPR RI.

Menurut Asratillah, ketua partai tentu punya nilai lebih bila ikut bertarung dalam pemilihan anggota legislatif. Mengingat, ketua partai rerata figur yang cukup populer, karena seringkali berjalan seiring dengan popularitas partainya.

"Bahkan untuk beberapa kasus, ketokohan sosok ketua partai sangat berpengaruh terhadap citra partai. Dengan modal popularitas yang ada, maka ketua partai akan dengan mudah mendulang dukungan elektoral dari para pemilih," ujar Asratillah.

Di sisi lain, peluang ketua partai di Pileg dianggap cukup mudah dengan memanfaatkan infrastruktur partai hingga tingkat kelurahan/desa dan mobilisasi saksi dalam mendulang suara.

"Inilah juga yang seringkali membuat ketua parpol yang menjadi caleg dengan mudah menumbangkan petahana dari partai yang sama. Infrastruktur parpol yang dipimpin oleh sosok ketua partai, akan menjadi instrumen politik elektoral yang ekonomis dan mudah dikontrol," ujar dia.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Andi Ali Armunanto menilai, potensi keterpilihan ketua partai tergantung dalam kepiawaiannya mengelola kader hingga tingkatan terendah. Sehingga mesin partai bisa berjalan maksimal untuk mensosialisasikan ketua partai ke masyarakat pemilih.

"Bila ketua partai mampu secara maksimal mengakar dan menyentuh ke masyarakat, tentu potensinya besar," kata Ali. (Suryadi/B)

  • Bagikan