MAKASSAR,RAKYATSULSEL - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi berkolaborasi dengan Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN UIP Sulawesi menebar senyum kebahagiaan dengan menjalankan program 'Berbagi Kebahagiaan Ramadan' melalui pemberian fasilitas belajar ke sebelas lokasi penerima bantuan dengan total jumlah penerima manfaat sebanyak 542 anak yang tersebar di Sulawesi.
Diketahui, kegiatan yang dijalankan mulai dari tanggal 6-14 April 2023 tersebut melibatkan pegawai Kantor Induk dan seluruh Unit Pelaksana Proyek dengan jumlah 202 Relawan Pegawai Superteam UIP Sulawesi.
General Manager PLN UIP Sulawesi Defiar Anis menyampaikan, program ini merupakan bentuk kepedulian pegawai PLN khususnya di sektor pendidikan untuk meningkatkan kesempatan belajar yang merata bagi adik-adik penerima manfaat. "Selain itu harapannya dengan adanya kegiatan ini mampu menumbuhkan empati dan meningkatkan jiwa sosial dari pegawai PLN UIP Sulawesi,” tutur Anis.
Adapun sebelas lokasi penerima bantuan tersebut di antaranya, Pondok Pesantren DDI ABRAD, Panti Asuhan Al- Kabiiru, TPA/TPQ Tahfidz Mush'ab Bin Umair, Sikola Mangkasara, Rumah Ngaji Az Zahra, PPTQ Raudhatul Jannah,Yayasan Media Dakwah Sunnah dan Rumah Tadabbur Al-Qur'an Ar-Rahman di Kota Makassar, Komunitas Difabel Rumah Merah Putih Kota Palu, Rumah Qur'an PPA Kota Manado dan Pondok Pesantren AL-FATH di Kota Kendari.
Sri Rahmi pendiri Sikola Mangkasara yang merupakan salah satu penerima manfaat menyampaikan terima kasihnya, berkat bantuan yang diberikan PLN. Lebih dari 60 anak asuhnya mengaku senang karena mendapatkan fasilitas untuk belajar. “Terima kasih banyak PLN atas bantuan yang diberikan hal ini sangat membantu kami dalam melaksanakan kegiatan di Sikola Mangkasara, semoga Allah SWT membalas kebaikannya di dunia dan akhirat,” ujar Rahmi.
Ia menambahkan, Sikola Mangkasara merupakan lembaga pemberdayaan anak yang sebagian besar anggotanya merupakan anak miskin perkotaan. Berdirinya lembaga ini bermula pada tahun 2008, Rahmi melihat banyak anak-anak yang tinggal di lingkungannya kurang kondusif karena banyak orang dewasa yang minum minuman keras, banyak terjadi pencurian, perjudian hingga banyak anak yang hamil di luar nikah. Hal itu yang menggerakkannya untuk mendirikan Sikola Mangkasara agar anak-anak tidak terjerumus ke hal-hal negatif dan bisa menghabiskan waktu dengan mengikuti kegiatan yang positif. “Alhamdulillah saat ini ada beberapa anak yang telah sekolah tinggi hingga lulus kuliah dengan jalur beasiswa, kami senantiasa memotivasi anak-anak untuk berprestasi dan tidak menjadikan faktor ekonomi sebagai penghambat, karena dengan berprestasi kita bisa mendapatkan beasiswa,” tutup Rahmi. (*)