Menanggapi target yang dipasang PPP Sulsel, Asratillah selaku Peneliti di PT. Penta Helix Indonesia menyebutkan, saat ini di DPRD Sulsel PPP menguasai 6 kursi (Pemilu 2019), namun jika dibandingkan dengan hasil Pemilu di tahun 2014, PPP Sulsel mampu mengunci 7 kursi di DPRD Sulsel.
"Banyak faktor yang bisa mempengaruhi penurunan kursi ini, bisa jadi karena infrastruktur partai yang tidak solid, ataukah komposisi caleg yang kurang diisi oleh figur-figur kuat," katanya.
Menurutnya, dari beberapa Surnas (Survei Nasional), capaian elektoral PPP masih cukup rendah, bahkan terancam tidak lolos Parlementary Treshold. Maka hal pertama yang mesti dilakukan oleh PPP adalah maksimalisasi mobilisasi suara untuk DPR-RI.
"PPP Sulsel mesti memonitoring secara serius upaya sinkronisasi upaya politik mulai dari caleg tingkat daerah hingga pusat," jelasnya.
Disisi lain kata dia, PPP secara politik punya akar tradisional di Sulsel. PPP seringkali diidentikkan sebagai representasi politik santri, baik yang tradisional ataupun modern.
Bahkan, katanya PPP cukup mengeksplorasi akar dan sejarahnya sendiri di Sulsel, memperjelas packingan politiknya, begitu pula dengan wacana politik yang diangkat, serta tawaran-tawaran program pembangunan buat masyarakat Sulsel.
"Selain itu, PPP Sulsel mesti berani mengendorse kader sendiri untuk berkontestasi di pilkada. Karena bagaimanapun banyak-sedikitnya kader PPP yang menduduki posisi daerah, akan menentukan posisi politik PPP di Sulsel dalam jangka panjang," pungkasnya.