PAREPARE, RAKSUL - Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare menerima tim penilai lomba kelurahan tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yang dilaksanakan di Kelurahan Labukkang, Kecamatan Ujung, Selasa (20/6/2023).
Tim penilai diterima langsung oleh Wakil Wali Kota Parepare, Pangerang Rahim, didampingi Asisten I, Kepala SKPD, Camat, Lurah, dan perangkat Kelurahan lainnya.
Ketua Tim Penilai, Saleh mengatakan, Kelurahan Labukkang menjadi titik penilaian yang kedua setelah Takkalasi, Barru.
“Verifikasi lapangan yang kita lakukan ini merupakan tindak lanjut dari hasil verifikasi admistrasi yang telah disampaikan Pemkot Parepare sebelumnya, dimana dinilai sudah masuk 10 besar di antara kelurahan/desa yang mengikuti lomba,” ungkapnya.
Menurut dia, Kelurahan Labukkang dapat keluar sebagai juara, mengingat Parepare memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan, baik dari sektor ekonomi maupun sosial masyarakatnya.
“Intinya, lomba kelurahan/desa ini bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik, menggerakkan ekonomi, dan mengembalikan semangat gotong royong dalam mengembangkan potensi lokal. Dimana outputnya terbukanya lapangan kerja baru dan peningkatan pendapatan daerah,” jelasnya.
Menurut Saleh, verifikasi lapangan untuk lomba kelurahan/desa tersebut diupayakan selesai pada awal Juli 2023. Juara 1,2, dan 3 akan dundang ke Rujab Gubernur untuk diberikan hadiah yang diserahkan langsung oleh Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.
Kesempatan itu, Wakil Wali Kota Parepare, Pangerang Rahim menyampaikan selamat datang kepada tim penilai. Dirinya juga menjelaskan terkait geografis Parepare secara umum, dimana dalam membangun daerah terinspirasi dan termotivasi dari sosok Presiden ketiga, Bj. Habibie.
“Parepare merupakan salah satu kota di Sulsel yang menjadi daerah yang sering dikunjungi atau dilewati. Dengan luas hanya 99,33 km2, meliputi 4 kecamatan dan 22 kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak 154.524 jiwa di tahun 2021,” ungkap Pangerang Rahim.
Parepare, lanjut dia, merupakan kota terbuka dan multietnis, serta telah menjadi jantung perdagangan di Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan mengandalkan Pelabuhan Nusantara menjadi pintu keluar masuknya pedagang dan barang, bahkan dari daerah lain.
“Sehingga Parepare mengandalkan sektor jasa dan niaga, sebagai kota industri tanpa cerobong asap. Teori telapak kaki yang dicanangkan Wali Kota (Taufan Pawe) merupakan langkah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” jelasnya.
“Selain itu, Parepare sebagai kota yang memiliki keunggulan tersendiri khususnya dalam dunia kepariwisataan. Sejumlah kapal pesiar internasional sering bersandar di Pelabuhan Parepare, tentunya hal ini merupakan keuntungan dari segi ekonomi,” tandasnya. (*)