Soal Kasus PDAM Makassar, Akademisi Unhas dan UINAM “Perang Opini”

  • Bagikan
Akademisi Universitas Hasanuddin Makassar, Hasrullah dan Akademisi UIN Alauddin Makassar Ibnu Hadjar Yusuf

Dalam pergelutan dan penelitian analisis isi, sebaiknya membaca tuntas buku Holsty (1969): Contetn : Analysisi for the Social Science and Humanities. Dalam buku legenda Holsty dan Barelson secara jelas menerangkan formula penelitian analisis isi, yaitu:

Agar Ibnu Hajar tidak salah paham terhadap metode konten perlu dan wajib membaca buku: Handbook of communication science, karangan Charles R. Berger dkk (2011), satu buku lagi dibaca dan dipahami: Analisis isi, karangan Eriyanto (2011).

Sementara itu, studi dan penelitian analisis isi agar referensi kita sama dalam berpolemik ada baiknya, Ibnu Hajar tidak ada lagi menggunakan diksi sebagai berikut: tendensius, kurang mendalam, subyektif, kerdil, dangkal, tidak seimbang, tidak objektif, gagal paham, menyudutkan, dendam, amarah dan sebagainya.

Diksi-diksi yang disampaikan tidak mencerminkan seorang akademisi yang baik. Diksi seperti cenderung egositas dan pikiran yang jernih. Semua diksi yang keluar dari pikiran adalah negatif dan tidak menjawab apa yang saya sampaikan dalam bentuk tulisan ilmiah popular yang kritis. Dengan kata-kata seperti itu mencerminkan lebih dominan kemarahan pikiran yang kacau dari pada menggunakan analisis isi dan fakta yang ada.

Saya berpikir sejenak kalimat itu mencerminkan kepanikan dan ketidak mampuan berpikir dengan narasi akal sehat, saya kuatir Ibnu Hajar diksi negatif sudah diluar nalar sebagai akademisi. Jangan mempermalukan institusi dimana anda mengabdi. Lebih baik diam dan tidak menganalisis yang tidak paham subtansi analisis isi.

  • Bagikan