Ketiga, adalah pengendalian inflasi. Selaku Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar akan memastikan inflasi dalam kendali, dan 21 kebutuhan pokok tersedia di masyarakat.
"Ini menjadi tantangan tersendiri karena di Sulsel ini kan ada wilayah kepulauan dan infrastrukturnya cukup menantang. Tidak semua daerah juga sumber daya alamnya bisa menghasilkan sayur-sayuran seperti tomat, cabe, bawang, dan bahan-bahan pokok yang mempengaruhi tingkat inflasi daerah. Indonesia sekarang tingkat pengendalian inflasinya terbaik dan Sulsel juga termasuk terbaik selama ini, bahkan Kabupaten Bulukumba nomor dua terbaik se-Indonesia. Penanganan inflasi harus dipastikan berjalan dengan baik," terangnya.
Selanjutnya adalah soal stunting. Bahtiar Baharuddin menegaskan, harus dipastikan anggarannya ada dan dikerjakan serta terkelola dengan baik. "Saya katakan kepada Pak Sekda ada aplikasi pengelolaan stunting di Indonesia, kalau bisa diduplikasi saja itu supaya kita bisa dideteksi seluruh penduduk Sulawesi Selatan yang hamil. Karena soal stunting ini berhubungan dengan penanganan di dua tahun pertama, sebaiknya menggunakan aplikasi. Termasuk soal gizi buruk jangan sampai ada di daerah kita yang busung lapar. Kita harus pastikan tidak boleh ada seperti itu karena kita Sulawesi Selatan adalah daerah yang kaya," tegasnya.
Penanganan kemiskinan ekstrem dan ketahanan pangan, juga menjadi prioritas Pj Gubernur Sulsel. Khususnya penanganan dampak El Nino, yang akan sangat berpengaruh pada ketahanan pangan.
"Kata BMKG, cuaca kita tidak terlalu bagus karena faktor El Nino. Apa solusinya kalau kekeringan di banyak tempat? Air itu kan cuma dua sumbernya dari bawah tanah dan dari atas. Jangan sampai kekeringan di masyarakat, apalagi untuk menanam. Kalau dari atas tentunya kita harus rekayasa alam. Kalau memang El Nino ini berkepanjangan harus dilakukan rekayasa cuaca," bebernya.
Bahtiar menambahkan, prioritas lainnya adalah soal stabilitas daerah, tentu terkait politik dan keamanan. "Hal-hal lain akan kita bicarakan selanjutnya," pungkasnya. (*)