Antrean BBM di SPBU Membludak, Pemkab Dinilai Tak Berdaya

  • Bagikan
ILUSTRASI SPBU

MASAMBA, RAKYATSULSEL- Antrean kendaraan khususnya kendaraan roda empat pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar menjadi pemandangan umum setiap harinya di Stasiun Pengisian Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Luwu Utara.

Pemandangan ini sudah berlangsung lama dan bahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Utara terkesan tidak berdaya mengatasi masalah tersebut.

Dugaan adanya keterlibatan oknum dan pedagang nakal oleh sejumlah Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di kabupaten Luwu Utara semakin kuat dengan tidak adanya tindakan tegas dari Aparat
Penegak Hukum (APH) terhadap dugaan banyak mobil yang berlabel truk pengangkut bahan bangunan ikut antrian.

Selain itu indikasi mobil menggunakan tangki BBM modifikasinya melampaui kapasitas biasanya.

"Silahkan pantau langsung di sekitar SPBU, banyak mobil, apalagi motor yang bocor tangkinya," ucap M Akbar Ketua Germas Luwu Utara ketika dihubungi Senin, (1/10).

Menurut Akbar, kelangkaan BBM jenis solar ini jika dilihat dari volume pengiriman dari PT Depot Pertamina Palopo Desa Karang Karangan Kecamatan Bua Kabupaten Luwu semestinya tidak menimbulkan antrian karena mengalami pengurangan.

"Aneh volume pengiriman tidak berkurang tetapi terjadi kelangkaan yang mengakibatkan antrian BBM di SPBU," katanya.

Sebelumnya diberitakan karyawan PT Pertamina Depot Palopo yang berlokasi di Karang Karangan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu diduga mengatur armada, administrasi, pengambilan BBM ke SPBU hingga pemasaran Bahan Bakar Minyak (BBM) illegal jenis solar.

Karyawan PT Pertamina Depot Palopo berinisial HS ini mengatur pengambilan BBM jenis solar untuk PT Celebes Sawerigading Mandiri di wilayah Kabupaten Luwu.

Sebelum dimasukan ke dalam tanki mobil PT Celebes, solar ini terlebih dulu ditampung di suatu gudang selanjutnya dipasarkan ke perusahan di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur dan Morowali Provinsi Sulawesi Tangah. (Abdul Aziz)

  • Bagikan