Majukan Kebudayaan Sulsel, BRIN Gelar Seminar Riset Arkeologi, Bahasa dan Sastra

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar seminar riset arkeologi, bahasa, dan sastra dalam upaya memajukan kebudayaan di Sulsel. Seminar digelar di Aula Balai Pelestarian Budaya Wilayah XIX, Rabu (29/11/2023).

Kepala Pusat Riset Arkeologi, Sejarah dan Pra-sejarah Brin, Irfan Mahmud menyampaikan, seminar yang diselenggarakan oleh pihaknya itu untuk menumbuhkan kolaborasi dan keterikatan antara peneliti dan pelestari budaya.

Kata dia, untuk kebudayaan sendiri itu terbagi atas dua, yaitu kebudayaan benda dan tak benda. "Dan hal itu harus dijaga eksistensinya sebagai salah satu investasi untuk generasi yang akan datang," ujarnya.

Apalagi kata dia, kebudayaan di Sulsel sendiri terbilang cukup kaya dan hampir setiap suku besar di Sulsel memiliki itu.

“Banyak sekali kebudayaan di Sulsel yang harus dijaga, itu semua menjadi satu potensi yang harus kita anggap sebagai aset yang mesti dijaga dalam bentuk kegiatan seperti pelestarian, itu kan sama investasi untuk generasi kedepan,” paparnya.

Menurutnya, kebudayaan sebagai investasi dapat menjadi salah satu trend ekonomi yang juga akan ikut eksis bersama zaman jika pelestariannya tepat dilakukan oleh semua pihak yang terkait, pun untuk kebudayaan yang bersifat benda atau situs. “Jadi merupakan satu sumber daya yang bisa digunakan jangka panjang,” paparnya.

Ia menjelaskan, nilai ekonomi pasti akan mengiktui juga, pasalnya trend dunia visual juga akan menjadi pasar untuk peninggalan arkeologi baik digunakan sebagai latar produksi film pun sebagai flog untuk flogger, dan masih banyak lagi kreasi yang bernilai ekonomis. “Peninggalan kebudayaan juga merupakan jati diri masyarakat yang berada di sekitarnya,” paparnya.

Kepala Balai Pelestari Kebudayaan XIX Makassar, Laode Muhammad Aksa mengatakan, integtasi pemahaman antara peniliti dan pelestari budaya tentu akan menjadi kekuatan untuk melestarikan kebudayaan.

“Tentu dengan Diskusi ini, diharapkan mampu menjadi wadah untuk semakin mengeratkan antara peneliti dan pelestari budaya,” jelasnya. (Abu/B)

  • Bagikan