Petahana DPRD Makassar Terancam Tumbang

  • Bagikan
Jenis Surat Suara Pemilu 2024

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sejumlah petahana DPRD Kota Makassar terancam kehilangan kursi. Dari 43 petahana, sebagian besar tumbang oleh caleg pendatang baru.

Berdasarkan rekapitulasi sementara Komisi Pemilihan umum (KPU), caleg petahana yang diprediksi tumbang diantaranya H Apiyati Amin Syam (Golkar), Syukron (PAN), Wahab Tahir (Golkar), HM Yunus (Hanura), dan Saharuddin Said (PAN).

Kemudian ada nama Galmerrya Kondorura (PDIP), Harry Kurnia Pakambanan, Syamsuddin Raga (Perindo), Andi Nurhaldin Nurdin (Golkar), Adi Rasyid Ali (Demokrat), Budi Hastuti (Gerindra), Anto Paul Goni (PDIP), Hasanuddin Leo (PAN) dan Kartini (Perindo).

Perolehan suara para petahana tersebut kalah oleh pendatang baru. Sebut saja, Harry Kurnia Pakambanan yang baru meraih 695 suara. Ia kalah bersaing dengan wajah baru seperti Andi Muhammad Farid yang meraih 1.678 suara dan Dr Tri Sulkarnain Ahmad 1.652 suara.

Adapun peahana Andi Nurhaldin Nurdin baru meraih 4.092 suara. Ia kalah oleh Eshin Usami Nur Rahman yang meraih 5.127 suara. Sementara suara Galmerrya Kondorura (PDIP) jauh tertinggal dari dr Udin Shaputra Malik yang telah meraih 2.018 suara.

Direktur Riset dan Data Lembaga Insert Institute Reskiyanti menilai, ada banyak faktor yang membuat petahana bergeser dari takhta kursi palemen.

"Misalnya karena ketidakpuasan masyarakat pemilih terhadap kinerja petahana, juga aspirasi belum diperjuangkan dengan baik," jelasnya, Jumat (23/2/2024).

Selain itu, kata dia, karisma dan reputasi figur baru yang lebih dianggap membawa angin segar terhadap kepentingan pemilih. "Apalagi saat ini figur baru melakukan kampanye yang efektif dan berhasil membangun citra positif melalui medsos," tuturnya.

Menurutnya, jika persoalan modal ekonomi berupa finansial, rasanya semua caleg yang mau dapat kursi sudah pasti menyiapkan modal ekonomi cukup untuk cost politik. "Sehingga modal ekonomi bukanlah penentu seseorang bisa terpilih menjadi anggota legislatif," tukasnya.

Caleg petahana Muhlis A Misbah, memilih terjun langsung dan mengawal proses rekapitulasi penghitungan suara di PPK.

"Tujuanya guna mengawal dan memastikan hasil perolehan suara saya aman dan tidak diganggu," katanya.

Menurutnya, sejak dimulainya rekapitulasi penghitungan suara di tingkat PPK kuat dugaan tercium indikasi kecurangan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab yang dapat merugikan selaku caleg.

"Proses rekapitulasi perhitungan suara ditingkat kecamatan ini memang paling rawan menimbulkan kecurangan, makanya kami minta agar semua pihak jangan bermain," ujarnya.

Anggota DPRD Makassar periode 2019-2024 ini juga meminta agar kerja-kerja yang dilakukan oleh KPU tidak menimbulkan persepsi ataupun kekhawatiran publik terkait adanya kecurangan dalam proses penghitungan suara.

Apalagi, kata Muchlis, dirinya dan Caleg lain sudah mengantongi data C1 plano atau catatan hasil penghitungan suara di tiap tempat pemungutan suara (TPS).

"Kami sampaikan kepada semua pihak jangan ada yang bermain curang atau memindahkan suara, karena kami semua punya data dan mengantongi bukti real C1 plano," tegasnya.

Meski telah memastikan lolos, saat ini pihaknya masih terus merampungkan perhitungan sisa suara dan fokus mengikuti rekapitulasi di tingkat Kecamatan.

"Jangan sampai proses ini masuk ke ranah hukum, mari kita hadirkan pemilu dengan aman tanpa kecurangan," tambah Muchlis.

Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat kecamatan pada Pemilu Tahun 2024 ini sangatlah menentukan karena sertifikat hasil penghitungan suara atau formulir model C1 plano berbarcode yang direkap sehingga bakal banyak menimbulkan kejutan-kejutan.

Sementara itu, Wahab Tahir mengatakan, proses rekapitulasi pemilu hanya membacakan salinan dan formulir model C baru dapat dibuka setelah adanya komplain.

"Karena masih adanya keraguan dalam proses rekap seperti 5 tahun lalu maka penyelenggara melakukan penghitungan manual di tingkat tempat pemungutan suara (TPS)," ujarnya.

Wahab mengaku tetap optimis Partai Golkar meraih 3 kursi di Dapil 2 Makassar dan meminta para loyalis serta pendukungnya agar bersabar menunggu proses rekapitulasi.

AWT juga mengaku percaya pada profesionalisme penyelenggara pemilu baik PPK maupun panitia pengawas pemilu tingkat kecamatan (panwascam) yang sementara merampungkan tugasnya.

"Saya ucapkan terimakasih dan apresiasi terhadap profesionalisme penyenggara pemilu khusus PPK dan Panwascam se Dapil 2," kuncinya.

Sedangkan, Caleg Partai NasDem Makassar, Supratman memastikan kemenangan dengan mengunci 2 kursi di Dapil 4 Kecamatan Manggala-Panakkukang.

Supratman meyakini dirinya bisa kembali duduk di kursi DPRD Kota Makassar periode ketiga lantaran mengumpulkan sekitar 8.714 suara.

"Sebenarnya belum keputusan resmi KPU Makassar. Namun perolehan suara berdasarkan saksi-saksi tiap TPS," katanya.

Perolehan suara pada sebaran yang ada di Kecamatan Manggala dan Panakkukang itu berdasarkan hasil rekap C1 Plano dari KPU di tiap TPS.

"Ini menunjukkan kerja kita cukup naik signifikan dan berhasil, di Pileg 2019 memang suara saya hanya 5.480 tetapi dengan jumlah tim terbatas, kami menunjukkan kerja keras lebih baik," ucap Supra. (Yadi-Fahrullah/C)

  • Bagikan