Semester Genap, Unhas Kembali Hadirkan Gerakan Unhas Mengkaji dan Salat Berjamaah

  • Bagikan
Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Direktorat Kemahasiswaan kembali menghadirkan Gerakan Unhas Mengkaji dan Salat Berjamaah (GUMSB) di semester genap 2023/2024.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Direktorat Kemahasiswaan kembali menghadirkan Gerakan Unhas Mengkaji dan Salat Berjamaah (GUMSB) di semester genap 2023/2024.

Kegiatan rutin ini akan berlangsung selama 12 pertemuan. GUMSB perdana di semester genap ini diadakan di Masjid Ikhtiar Kampus Unhas, yang juga menjadi tempat buka puasa bersama.

Acara diawali dengan salat Asar berjamaah, dilanjutkan dengan pembacaan kalam ilahi dan tahsinul Qur’an oleh peserta GUMSB.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Muhammad Ruslin MKes PhD SpBM(K), yang mewakili Rektor Unhas, membuka kegiatan tersebut. Turut hadir Direktur Kemahasiswaan Unhas, Abdullah Sanusi PhD, para guru besar, dosen, ustaz, dan ustazah pembina GUMSB.

Dalam sambutannya, Prof. Ruslin menyampaikan bahwa Unhas kembali menghadirkan GUMSB di semester genap 2023/2024 sebagai wadah untuk meningkatkan kapasitas diri sebagai muslim dan ajang untuk saling mengingatkan.

"GUMBS ini diadakan setiap pekan, ditambahkan dengan buka puasa bersama, sehingga jadwalnya di hari Kamis," ujarnya pada Jumat (1/3/2024).

Prof. Ruslin berharap antusiasme terjaga dan kegiatan ini bernilai ibadah serta memperkuat semangat untuk terus belajar ilmu agama.

Pada GUMBS kali ini, tema yang dibahas adalah "Etika Politik dalam Perspektif Islam", dengan Ust. Dr. KH Kaswad Sartono MAg sebagai pemateri. Ust. Kaswad mengawali dengan membacakan QS An-Nisa ayat 59, yang menyinggung tentang korelasi antara agama dan negara dalam pemikiran Islam.

Menurut Ust. Kaswad, politik adalah bagian dari ibadah sosial karena melalui politiklah ada kemaslahatan dan negara dapat memberikan layanan kepada agama dan rakyatnya.

Dia juga membahas perbedaan antara hukum dan etika dalam politik, menyebut bahwa persoalan etika sulit diukur karena sangat subyektif.

Materi tentang pemimpin yang adil dan kaitannya dengan etika politik juga mendapat perhatian peserta dan diakhiri dengan sesi tanya jawab serta buka puasa bersama. (Yadi/A)

  • Bagikan