MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Aksi tujuh orang remaja putri di Kota Makassar, mendadak viral usai melakukan aksi tak senonoh di salah satu gang. Mereka memvideokan dirinya sambil bergoyang yang tak pantas dilakukan anak seusianya.
Dilihat dari video 14 detik yang diunggah akun Instagram makassarviral_, keenam remaja putri itu mempertontonkan goyangan erotis. Karena videonya viral dan dinilai tidak mendidik, Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD) Kota Makassar turun tangan.
"Kami turut prihatin dari pemerintah Kota Makassar atas kejadian ini, kita sangat sayangkan anak-anak kita sudah jauh dari hal-hal yang diharapkan," ujar Kepala UPTD PPA Kota Makassar, Muslimin saat diwawancara, Rabu (19/6/2024) sore.
Muslimin mengatakan, apa yang dipertontonkan para remaja putri itu merupakan tindakan di luar dari konten sesungguhnya. Untuk itu, pendampingan sangat perlu dilakukan agar para remaja tersebut tidak jauh tersesat dalam menggunakan media sosial.
"Itu masuk di dalam tindakan-tindakan erotis, itu sudah menjurus kepada aksi-aksi pornoaksi yang saya kira itu sudah dampak hukum sesungguhnya," sebutnya.
Selain itu, Muslimin menuturkan, pentingnya pendampingan agar apa yang dilakukan keenam remaja putri itu tidak menimbulkan dampak yang besar di masyarakat.
"Ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat dan ini bisa mempengaruhi karena ini konten diakses oleh banyak orang," ungkapnya.
"Diakses oleh anak-anak, tindak-tindakan yang sangat tidak mendidik bagi anak-anak dan ini melanggar hukum perlindungan anak," sambung Muslimin.
Adapun langkah yang diambil UPTD PPA Kota Makassar terhadap apa yang dilakukan para remaja itu, kata Muslimin, pihaknya akan melakukan assessment secara mendalam terhadap anak-anak di sekitar lokasi video itu dibuat.
"Termasuk orang tua dan lingkungan, karena bisa saja ada hal-hal yang membuat anak-anak ini melakukan tindakan hal seperti itu," imbuhnya.
Untuk langkah lain, kata Muslimin, akan dilakukan pembinaan terhadap keenam remaja putri itu dan akan dilakukan konseling.
"Sebenarnya ini cara anak membuat konten yang tidak produktif, kita ingin agar anak-anak ini membuat konten yang membuat lebih produktif, yang bisa memberikan nilai tambah bagi diri mereka, mengembangkan potensi diri mereka. Bukan justru sebaliknya. ini memberikan keresahan bagi masyarakat karena ini menjurus pada tindakan porno aksi," sebutnya.
Muslimin bilang, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tindakan keenam remaja tersebut. Salah satunya persaingan antar geng.
"Misalnya ada persaingan antar geng, kelompok-kelompok yang ada di sekitar wilayah di sana," pungkasnya. (Isak/B)