Usai Ditegur Jokowi, Chaidir Syam Segera Benahi Bantimurung

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Presiden Joko Widodo menegur Bupati Maros Andi Syafril Chaidir Syam mengenai tempat pariwisata penangkaran kupu-kupu Bantimurung, Sulawesi Selatan. Presiden mengkritik banyaknya pembangunan tembok yang lebih mendominasi dibandingkan pepohonan.

Bupati Maros, Chaidir Syam mengatakan jika itu merupakan masukan sekaligus perhatian dari Presiden Jokowi untuk Kabupaten Maros.

"Kami ucapkan terima kasih kepada Presiden yang sudah memberikan perhatian yang luar biasa kepada taman wisata Bantimurung yang terkenal sebagai The Kingdom of Butterfly," kata Chaidir Syam kepada Rakyat Sulsel, Jumat (12/7/2024).

Chaidir mengatakan, imbauan dan saran dari Presiden Jokowi, akan segera ditindaklanjuti.

"Insyaallah arahan dan keinginan Presiden segera kami tindaklanjuti dan kami akan mengundang stakeholders terkait untuk membahas hal tersebut dan mendukung perbaikan penangkaran kupu-kupu di Bantimurung," ujar Chaidir.

Sebelumnya, saat memberi sambutan di acara pembukaan Rapat Kerja Nasional XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Tahun 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (10/7/2024), Presiden Jokowi menegur Bupati Maros Andi Syafril Chaidir Syam akibat kondisi di tempat pariwisata penangkaran kupu-kupu Bantimurung, Sulawesi Selatan. Presiden mengkritisi banyaknya pembangunan tembok yang lebih mendominasi dibandingkan pepohonan.

Padahal menurut Presiden Jokowi, penanaman pohon lebih penting untuk menarik kupu-kupu. "Contoh di Sulawesi Selatan, Maros. Ini ada tempat yang saya belum pernah ke sana, yang kupu-kupunya sangat banyak sekali. Pak Bupati Maros ada ?," ujar Jokowi saat memberikan sambutan

"Ini tolong pembangunannya yang bener, sentuhannya yang bener, jangan sampai barangnya bagus justru di sentuh semen, semen, semen. Tembok tembok, tembok. Bukan itu . Harusnya ditanami pohon supaya menarik kupu-kupu lebih banyak," ujar Jokowi.

Jokowi menyebut, Kabupaten Maros memang memiliki populasi kupu-kupu yang banyak sehingga memiliki keunikan sebagai lokasi wisata. Hanya saja, branding dan pengelola wisata pengamatan kupu-kupu seperti yang ada di Bantimurung masih kurang maksimal.

"Ini bisa dijual kalau branding nya bener, spesifik bagus bener. Kalau sudah promosi bagus, Bapak, Ibu mau kenakan tiket berapa pun semuanya akan mau hanya untuk lihat kupu-kupu," katanya.

"Jangan justru di tempat seperti ini tembok dibanyakin, semennya dibanyakin. Tolong dicarikan arsitek lansekap yang pinter. Kalau daerah enggak siap surati Bappenas, merencanakan agar barang bagus itu menjadi sebuah berlian yang baik untuk kita semua," sambung dia. (fahrullah/B)

  • Bagikan