Berebut Kursi Ketua PAN Sulsel

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL -- Pemilihan Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Sulawesi Selatan (Sulsel), bakal diambil alih oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP). Untuk itu, dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) PAN Sulsel yang jadwalnya digelar pada Minggu (4/5/2025), di Hotel Claro, Kota Makassar, tidak akan ada proses pemilihan.

Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua Panitia Muswil PAN Sulsel, Andi Muhammad Irfan AB saat dikonfirmasi Rakyat Sulsel, Jumat (2/5/2025). Disampaikan, kader yang bakal ditunjuk untuk melanjutkan kepemimpinan PAN Sulsel nantinya adalah mereka yang melakukan pendaftaran calon formatur ketua DPW PAN Sulsel.

Diketahui, sebanyak 10 kader mendaftarkan diri untuk maju sebagai calon ketua DPW PAN Sulsel. Dua diantaranya merupakan bupati dan satu wakil bupati, yakni Bupati sekaligus Ketua PAN Maros Chaidir Syam, Bupati sekaligus Ketua PAN Gowa Husniah Talenrang dan Wakil Bupati sekaligus Ketua PAN Bulukumba, Edy Manaf.

Ada juga nama petahana Ketua DPW PAN Sulsel, Ashabul Kahfi, Sekretaris DPW PAN Sulsel Jamaluddin Jafar, Wakil Ketua PAN Sulsel Usman Lonta, Ketua PAN Pinrang Andi Patoppoi, Ketua PAN Takalar Siradjuddin Kamil, Ketua Bappilu PAN Sulsel Irfan AB dan kader PAN Sulsel Jabal Nur.

"Kan kemarin ada nama yang mendaftar formatur. (Pemilihan ketua) ditentukan sama DPP, tidak adaji pemilihan, PL-ji (penunjukan langsung)," kata Irfan.

Sementara untuk persiapan Muswil PAN Sulsel, Irfan mengatakan semuanya sudah siap. Hanya saja, terkait siapa saja tokoh-tokoh dan pengurus DPP PAN yang bakal hadir secara langsung dalam kegiatan itu nantinya baru akan dipastikan pada Sabtu (3/5/2025).

Termasuk rencana kehadiran Ketua Umum DPP PAN Zulhas, Wakil Ketua Umum Viva Yoga Mauladi, serta petinggi DPP PAN lainnya, baru akan diputuskan besok.

"Kalau persiapan, semua peserta sudah siap," ungkapnya.

Anggota DPRD Sulsel tiga periode itu juga menyampaikan, dalam kegiatan Muswil PAN Sulsel nantinya akan digelar berbeda atau secara hybrid. Dimana peserta bakal hadir secara langsung maupun secara virtual.

Menurut Irfan, alasan Muswil digelar secara hybrid dikarenakan peserta Muswil PAN Sulsel dari tingkat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) kabupaten dan kota hanya diwakili oleh dua pengurus, yaitu ketua dan sekretarisnya.

Pada Muswil PAN Sulsel ini, juga disampaikan akan dipimpin langsung oleh pengurus DPP PAN bersama steering committee yang telah ditunjuk. Apalagi, salah satu agenda penting dalam Muswil PAN Sulsel ini adalah pemilihan ketua wilayah untuk periode 2025-2030, termasuk penyampaian laporan pertanggungjawaban (LPJ) kepengurusan sebelumnya.

"Karena kemungkinan juga DPP ikut lewat hybrid," tutur Irfan.

Terpisah, Chaidir Syam yang namanya ikut masuk sebagai Calon Ketua DPW PAN Sulsel mengungkapkan tidak ada persiapan khusus dalam menghadapi Muswil. Sebagai kader, apapun keputusan nantinya disebut akan diterima dengan lapang dada.

"Tidak adaji, yang utama kami sebagai kader apapun putusan dari DPP PAN kami akan siap menerima dan melaksanakan putusan tersebut," tegas Chaidir Syam.

Begitu juga saat ditanyakan jika namanya yang ditunjuk melanjutkan kepemimpinan DPW PAN Sulsel nantinya apakah sudah siap, Bupati Maros dua periode itu dengan tegas mengatakan siap.

"Insya Allah sebagai kader kami siap menjalankan amanah," pungkasnya.

Sementara, Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Andi Ali Armunanto, menilai,
Muswil Partai Amanat Nasional (PAN) Sulawesi Selatan yang akan digelar pada 4 Mei 2025 mulai memunculkan dua kandidat kuat yang diprediksi akan bersaing ketat dalam perebutan posisi strategis di partai berlambang matahari tersebut.

Menurutnya bahwa para kandidat telah menunjukkan kesiapan yang serius menjelang Muswil.

“Saya melihat bahwa kandidat-kandidat sudah menyiapkan diri, menyiapkan dukungan dan juga membentuk jaringan-jaringan pendukung dalam Muswil PAN mendatang. Kita melihat beberapa tokoh berpengaruh sudah menyatakan kesiapan dan juga mendapatkan dukungan dalam bentuk testimoni dari para senior PAN,” ujarnya, Jumat (2/5).

Ia menyebut dua nama yang paling mengemuka sejauh ini adalah Bupati Gowa, Husniah Talenrang, dan Bupati Maros, Chaidir Syam.

“Misalnya seperti Bupati Gowa, Husniah Talenrang, yang dapat dukungan dari Asbabul Kahfi. Kalau kita lihat, mengerucut ke dua nama, yakni Chaidir Syam dan Husniah Talenrang. Saya rasa keduanya punya kapasitas yang cukup baik sebagai seorang pemimpin dan tentu bisa berkontribusi mengembangkan jangkauan dan pengaruh partainya, apalagi untuk persiapan Pemilu 2029 ke depan,” tambahnya.

Ali Armunanto menilai, baik Chaidir maupun Husniah memiliki potensi dan dukungan yang berimbang.

“Saya rasa juga Chaidir Syam punya dukungan yang cukup dari para pembesar PAN yang lainnya, sehingga memang hal itu nanti akan sangat ditentukan bagaimana mereka membangun dan mengonsolidasikan pendukung-pendukung mereka agar bisa memenangkan Muswil PAN selanjutnya,” ujarnya.

Saat ditanya siapa yang paling kuat di antara keduanya, ia menegaskan bahwa peta kekuatan masih seimbang.

“Menurut saya cukup berimbang. Walaupun misalnya Husniah Talenrang kelihatannya didukung oleh pembesar-pembesar PAN, elite-elite PAN, tetapi saya rasa juga Chaidir Syam tidak kalah dengan membangun konsolidasi dengan kader-kader PAN di daerah. Jadi saya rasa keduanya akan berimbang, yang penting nanti adalah bagaimana mereka membangun konsolidasi pada saat Muswil berlangsung,” pungkasnya.

Lain halnya dengan Direktur Eksekutif Pro Politik Indonesia (PPI), Bahar Moenta. Menurut dia, ada tiga kandidat yang kuat, yakni Ashabul Kahfi, Ketua PAN Sulsel sekaligus anggota DPR RI; Chaidir Syam, Ketua PAN Maros yang juga Bupati Maros; dan Husniah T, Ketua PAN Gowa yang juga Bupati Gowa.

Menurut dia, ketiganya memiliki peluang yang cukup besar, meskipun dominasi Pak Kahfi sebagai petahana masih kuat.

“Pak Kahfi tanpa cacat selama memimpin PAN. Di bawah kepemimpinannya, PAN berhasil mempertahankan tiga kursi DPR RI. Jika beliau masih berkeinginan maju, kemungkinan besar ia tetap terpilih, kecuali ada aturan internal yang membatasi periode jabatan,” ujarnya, Rabu 9 April 2025.

Namun apabila Kahfi memutuskan untuk tidak mencalonkan diri, kata dia, persaingan antara Chaidir dan Husniah diperkirakan akan menjadi sorotan utama.

“Secara kekaderan dan pengalaman di PAN, Chaidir lebih unggul. Ia memulai karier dari bawah sebagai sekretaris DPD, ketua DPD, hingga ketua BM PAN Sulsel. Di sisi lain, Husniah juga menarik dengan nilai tambah sebagai perempuan, mengingat tren kepemimpinan perempuan di Sulsel sedang meningkat,” tambahnya.

Meski demikian, Husniah menghadapi tantangan berupa fokus yang lebih besar pada konsolidasi pemerintahan di Gowa, mengingat masa jabatan barunya sebagai bupati. Sementara itu, Chaidir yang telah memasuki periode kedua sebagai Bupati Maros dinilai lebih siap untuk mengambil langkah strategis ke depan.

Bahar juga menekankan pentingnya faktor komunikasi dan kompromi dalam politik.

“Muswil ini bukan sekadar ajang perebutan posisi, tetapi juga upaya memanfaatkan potensi kader untuk kemenangan di pemilu mendatang. PAN harus mengelola energi politiknya dengan bijak,” katanya.

Tak kalah penting, sikap DPP PAN akan menjadi faktor penentu dalam Muswil ini. “DPP kemungkinan besar sudah memiliki arah tertentu. Muswil bisa saja dirancang seolah ada persaingan ketat, tetapi hasil akhirnya sering kali mencerminkan kesepakatan yang telah diatur sebelumnya,” pungkasnya.

Muswil PAN Sulsel kali ini diprediksi tidak hanya menjadi ajang adu visi dan strategi, tetapi juga momen konsolidasi penting menuju Pemilu 2029. (Isak Pasabuan-Nabilah/C)

  • Bagikan