Relawan Mahasantri Deklarasi Ganjar

  • Bagikan

Nursandy menuturkan, sebaliknya bila kehadirannya hanya sebagai letupan-letupan kecil lalu menghilang begitu saja tentu tak akan berpengaruh bagi elektoral figur capres.

“Sebab itu, eksistensi relawan sebagai komunikator politik perlu terus digerakkan dan dirawat karena akan membantu mendongkrak nilai elektoral figur capres,” jelasnya.

Sementara, Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Prianto mengatakan sebagai basis pemilih terbesar di luar Jawa, posisi politik Makassar dan Sulsel cukup strategis di landskap politik Pilpres 2024.

“Wajar saja kalau para kandidat capres ini berlomba membangun basis relawan dukungannya di Sulsel,” katanya.

Menurut dia, perlu stamina panjang menghadapi kontestasi Pilpres. Apalagi secara nasional, konstelasi politik nasional masih dinamis.

“Belum ada format koalisi partai politik yang mengusung resmi pasangan capres-cawapres 2024,” ujarnya.

Meskipun demikian, gerak cepat membangun basis dukungan tidak selalu menguntungkan. Dalam hal membangun dukungan, pemilih akan mempertimbangkan kredibilitas relawan dan tim pemenangan yang bekerja.

“Relawan dan tim pemenangan menjadi representasi dari gagasan dan kepentingan calon yang dukung. Apakah dukungannya berbasis idealisme murni untuk calon atau hanya berdasar interest politik pribadi dan kelompok,” tuturnya.

Publik juga masih akan mencermati gerakan-gerakan politik oleh tim pemenangan. “Termasuk profil, rekam jejak, afiliasi, sumber daya politik dan kecerdasan,” ujar Luhur (*)

 

  • Bagikan