Menurutnya, isu-isu seperti pengarusutamaan kesetaraan gender, peningkatan partisipasi politik perempuan, perlindungan terhadap perempuan dan anak, advokasi terhadap korban kekerasan seksual dan sebagainya, mesti menjadi concern dari para politisi perempuan.
"Termasuk pemihakan para politisi perempuan terhadap penyejahteraan kaum perempuan, karena hampir di hampir semua survei, para responden perempuan menganggap isu ekonomi terutama harga sembako sebagai salah satu isu krusial," terangnya.
Poin ketiga, kata Asratillah, para politisi perempuan sudah mesti membangun citra diri sejak dini. Mereka mesti mencari pembeda diri dibanding para kontestan politik laki-laki.
Mulai dari tagline, visi politik, program prioritas hingga model komunikasi politik yang mereka gunakan. Segala bentuk saluran komunikasi politik mesti mereka menfaatkan secara optimal.
"Karena bagaimana pun salah satu hal krusial yang menetukan preferensi pemilih saat ini adalah impresi atau kesan yang dibangun oleh para kontestan politik," pungkasnya. (Suryadi Maswatu)