MAMUJU, RAKYATSULSEL - Usai meninjau rekonstruksi gedung SMK Rangas, Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin melakukan Rapat Koordinasi percepatan penurunan Stunting di Sulbar, di Ballroom Grand d'Maleo Hotel Mamuju.
Wapres Ma'ruf Amin memaparkan empat tahun terakhir, Sulbar masih belum dapat keluar dari posisi dengan angka Stunting tinggi di Indonesia. Bahkan pada 2022 Sulbar di angka 35 persen. Itu pun mengalami kenaikan 1,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebab itu, provinsi Sulbar harus menjadi salah satu provinsi yang mendapat perhatian dari pemerintah pusat, dalam upaya percepatan penurunan Stunting.
"Masalah stunting ini masalah besar, masalah penting, salah satu sumber dari pada upaya kita membangun sumber daya manusia yang unggul dan itu tidak mungkin bisa tercapai kalau masih ada Stunting," ujar Wapres Ma'ruf Amin
Ma'ruf Amin, mengapresiasi atas laporan yang disampaikan Pemprov Sulbar dan Pemkab enam Kabupaten se Sulbar terkait program dan kendala penanganan Stunting di Sulbar.
Menurutnya, kendala seperti koordinasi, kolaborasi dan sinergi yang belum berjalan dengan baik, harus segera dihilangkan.
"Pertama kendala koordinasi, kolaborasi, sinergi, ini harus kita hilangkan. oleh karena itu hilangkan ego sektoral. Harus dihilangkan dan kemudian juga perbaiki koordinasi antar berbagai pihak," tegas Wapres Ma'ruf Amin.
Demikian dalam mengatasi persoalan yang menjadi pemicu Stunting, yakni pernikahan anak. Harus melibatkan seluruh pihak melakukan pendekatan baik edukasi regulasi maupun pendekatan keagamaan.
"Harus diedukasi masyarakat tentang adanya UU, Kedua pendekatan keagamaan. Bukan soal boleh atau tidak boleh mengawinkan anak dibawah umur tapi maslahat atau tidak maslahat. Ini gerakan mencegah perkawinan anak harus massif," pungkasnya.